Nas:Mat.6:10; I Yoh 5.:13-14
Berdoa bukanlah sekedar suatu kebiasaan yang harus kita lakukan, tetapi berdoa adalah suatu kewajiban yang bukan sekedar harus dilakukan tetapi juga harus ditaati. Karena jika doa hanya sekedar kebiasaan, itu artinya kita mau melakukannya “semau gue”, tetapi doa itu merupakan suatu perintah Tuhan maka kita waji untuk melakukannya sebagai bentuk ketaatan kita.
Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk berdoa, namun ingat bukan cara yang Allah lihat dalam kehidupan kita ketika kita berdoa tetapi bagaiman sikap hati kita yang sebenarnya dihadapan Allah.
Banyak maksud yang dapat manusia sampaikan kepada Allah ketika kita berdoa, namun Allah tidak mengikuti kehendak manusia tetapi Ia tetap pada apa yang Ia kehendaki. Allah konsisten pada kehendak-Nya, kehendak kita tidak mampu merubah keputusan-Nya.
Banyak orang yang berdoa hanya untuk tujuan supaya hidupnya diberkati, dipulihkan, disembuhkan dan lain sebagainya namun melupakan bahwa kita sebenarnya berdoa sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah.
Memang tidak bisa untuk kita pungkiri bahwa Allah sendiri menginginkan kita untuk menikmati berkat-Nya.
Dalam firman Tuhan,
• Perjanjian Lama: Allah menjanjikan berkat keada umat-Nya, Adam secara universal mencakup seluruh manusia (bangsa) dan secara khusus bangsa pilihan yaitu mulai dari “Abraham” berupa berkat secara materi. Allah menjanjikan berkat secara materi (Kej.12) kepada Abraham berupa keturunan, bangsa, nama yang masyur, tanah. Kita tidak melihat bahwa Allah menjanjikan bahwa ketika Abraham meninggal nanti maka ia akan masuk surga. Ingat bahwa keselamatan kekal dalam PL didasarkan pada ketaan umat Allah kepada perintah-perintah Allah, bukan Anugerah seperti pada PB.
• Perjanjian Baru: Allah tidak hanya menjanjikan berkat secara materi namun berkat yang lebih besar dari itu yaitu berkat secara rohani. Berkat yang melebihi segala materi yang dibutuhkan manusia, karena ini menyangkut kehidupan kekal. Berkat ini lebih penting dari segalanya, maka dari itu harus diutamakan. Mat.6:33: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Berkat secara fisik adalah berkat yang Allah berikan sama seperti bonus. Ketika kita sudah menghidupi firman-Nya, Kerajaan-Nya, maka segala sesuatu akan Allah sediakan bagi hidup kita sebagai bonus dari apa yang kita telah utamakan.
Pandangan Teologi antara Teologi Asketisme (Penyangkalan Diri dan Teologi Kemakmuran)
Dalam dunia teologi, ada dikenal sebagai Teologi Kemakmuran, suatu Teologi yang berusaha meluruskan Teologi Asketisme yang menghidupi bahwa menjadi pengikut Yesus harus menderita, pikul salib karena memang demikianlah yang harus kita alami sebagai pengikut Kristus. Kita harus menyingkirkan harta duniawi dan fokus pada Tuhan, salah satu ayat yang dijadikan dasar teologi adalah Mat.6:33. Sedangkan Teologi Kemakmuran merupakan sebuah paham bahwa Tuhan ingin segala aspek kehidupan kita berkelimpahan berkat, dasarnya adalah Yoh.10:10 ……. hidup dalam kelimpahan”, dan Ul.28:1. Alasannya yaitu bahwa kita ini adalah anak Allah, Allah adalah Tuhan yang kaya, maka kita juga pasti kaya sebagai anak-Nya. orang yang sungguh-sungguh beriman kepada Allah pasti akan kaya. Orang yang mengatakan dirinya beriman kepada Allah tetapi hidup miskin adalah hal yang kontradiksi dalam kehidupan.
Kedua teologi di atas adalah baik pada dasarnya apa yang menjadi tujuannya. Teologi penyangkalan diri bertujuan supaya kita focus pada Tuhan, namun di sisi lain melukapakan bahwa Tuhan sudah berjanji untuk memberkati kehidupan kita. Karena bagaimana kita memberkati orang lain dengan apa yang kita miliki kalau kita sendiri tidak memiliki sesuatu yang dapat kita berikan kepada mereka. Orang miskin tidak butuh doa pada saat mereka lapar, tetapi mereka butuh makanan. Orang yang telanjang tidak butuh doa, tetapi pakaian. Dalam hal ini maksud saya adalah, berkat materi Allah berikan buat kita bahkan janji-Nya tidak pernah tidak ditepati namun bagaimana kita menggunakannya untuk mempermuliakan Dia, menolong sesama, melayaniTuhan, bukan kita gunakan untuk kepentingan hidup kita. Begitupun dengan teologia Kemakmuran, bukan harta secara materi itu yang penting, tidak perlu berusaha untuk menjadi kaya. Karena perlu untuk diingat bahwa kekayaan sangat mudah untuk membuat kita jauh dari Allah. Firman Than mengatakan bahwa dimana hartamu berada di situ juga hatimu berada. Tuhan tidak pernah menginginkan kita untuk menjadikan harta duniawi sebagai berhala yang dapat mempersekutukan Dia. Namun bagaiama harta kita, kita pakai untuk kemuliaan Tuhan.
Sebuah klaim yang mengatakan bahwa kita anak Allah maka kita berhak untuk menikmati berkat-Nya adalah bagus namun kita harus menyadari bahwa bukan menjadi kehendak kita yang harus diutamakan tetapi bagaimana kehendak Tuhan yang nyata dalam menyatakan berkatnya dalam hidup kita.
Satu lagi klaim yang mengatakan bahwa kita ini anak Allah maka segala harta yang sebenarnya orang yang tidak percaya kepada Tuhan miliki adalah milik kita, suatu pandangan yang sesat. Inagat Providensia Allah, Dia menciptakan segala sesuatu bukan hanya untuk orang yang dipilihNya tetapi kepada semua umat manusia.
Sekarang bagaiman dengan hubungannya pada saat kita berdoa meminta berkat dari Allah?
Sekarang bagaiamana kita berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan?
Salah satu kunci yang membuat doa kita dikabulkan oleh Tuhan adalah jika permohonan itu sesuai dengan kehendak-Nya. Banyak orang berdoa seolah-olah memerintah Tuhan, menagih janji Tuhan, bernogosiasi dengan Tuhan, tawar-menawar dengan Tuhan bahkan mengklaim janji Tuhan. Dasarnya karena kita ini adalah anak dan Allah sebagai Bapa, Allah Baik, Allah mengerti, Allah sanggup dan sebagainya. “Padahal Tuhan tidak selalu melakukan apa yang sanggup Ia lakukan, melainkan apa yang Ia kehendaki untuk Ia lakukan. (Spiros Zodhiathe)”. Ingat bahwa kadang menurut pikiran dan ajaran kita benar tetapi sebenarnya menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Paulus erkata dalam suratnya I Tim.4:16, “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. Menyelmatkan dalam arti lepas dan jauh dari kesesatan.
Yesus tidak pernah memaksa kehendak-Nya sendiri dalam pelayanan-Nya, meski Dia adalah Tuhan. Namun Dia mengajarkan manusia dalam keberadaan-Nya sebagai manusia bahwa kita harus mengikuti kehendak Tuhan. Pada waktu Dia di taman Getsemani, Dia berkata………..tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi (Luk.22:42b).
Ingat bahwa ketika kita dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk diselamatkan, kita sama sekali tidak punya andil sedikit pun. Semua adalah hak proregatif Allah. Dalam doa pun demikian, jangan pernah kita menjadikan atau mengabil hak Allah utuk menjadikan hak kita untuk kita pakai sebagai hak kita dalam melayani-Nya.
Kita tidak salah untukberiman bahwa Tuhan pasti mengabukan (doa kiita), tetapi bagaimana pun besarnya iman kita, kalau apa yang kita minta tidak sesuai dengan kehendak_nya maka Ia tidak akan mengabulkannya.
Berdoa sesuai dengan kehendak-Nya berarti kita harus berserah diri secara total kepada-Nya, apa yang kita doakan kita ercayakan secara total kepada Allah. Artinya ketika kita berdoa, kita membawa segala kerinduan (apa pun) kita kepada Allah da membiarkan Dia yang mengerjakan semuanya, kita tidak punya andil apa pun, namun biarkan Allah sendiri menyatakan kepada kita sesuai dengan kehendak-Nya.
Secara umum kita tahu bahwa kehendak Tuhan adalah sesuatu yang akan mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya dan untuk kebaikan kita semua umat manusia. Karena itu perlu untuk kita sadari apakah yang kita doakan itu untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan kita atau hanya untuk memuaskan keinginan kita atau hanya sekedar mencari keuntungan dari Allah.
http://tauogiesoppeng.blogspot.com
Kita memang susah atau terbatas untuk memahami secara persis apa yang menjadi maksud kehendak Allah, namun kita percaya Tuhan sebagai Bapa yang baik mengetahui apa yang baik bagi anak-anak-Nya. karena keterbatasan kita untuk memahami kehendak-Nya, dan bagaimana kita berdoa, kita perlu membuka hati pada tuntunan Roh Kudus. Rom.8:26 berkata: “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana seharusnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan”. Ketika beban terasa demikian berat sehingga kita tidak bisa lagi berpikir dan berkata-kata, saat itulah Roh Kudus akan berdoa untuk kita dan juga membantu kita berdoa dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Roh Kudus mengajarkan kita untuk memiliki penyerahan diri kepada kehendak Bapa. Kita harus semakin membuka diri pada tuntunan Roh Kudus supaya semakin kita mengerti apa yang menjadi kehendak Bapa dan bagaimana kita harus berdoa. Roma 8:27 berkata. “ Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus”.
Kiranya kita mau mengerti kehendak Allah dan mau berdoa sesuai dengan kehendak-Nya.
Tuhan memberkati..