Tampilkan postingan dengan label Khotbah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khotbah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 Juli 2012

Hidup dan Mati bagi Kristus


Nas: Fil. 1:12-26

Pendahuluan
            Apa yang bisa Anda beli dengan uang?
            Hidup tidak bisa dibeli dengan uang tetapi kematian bisa.
            Apa yang paling ditakuti manusia di dunia ini?
Ada perbedaan antara orang dunia dan orang percaya. Orang dunia takut akan kematian, namun sebagai orang percaya Anda dan saya tidak perlu takut akan kematian, sebab Saya dan saudara tahu kemana kita akan pergi setelah melewati kematian. Saudara dan saya telah diberikan harapan dari janji sang penebus.
Pendaguluan Surat Filipi
Surat ini ditulis oleh Paulus pada saat dia ada di dalam penjara karena pemberitaannya akan Kristus. Apa yang diharapkan dan paling dirindukan oleh orang-orang yang dipenjara? Tentu ada penantian yang panjang. Mereka tentu ingin bebas, kebebasan akan membuat mereka bersukacita, bahkan bukan hanya mereka tapi keluarga mereka pun tentu akan sangat bersukacita (Contoh, berita tetang kebebasan Ariel Peterpan, fans yang menggila).
Namun berbeda dengan Paulus, di dalam penjara justru dia menikmati kehidupannya. Dia senantiasa bersukacita membagi kesaksiannya kepada jemaat di Filipi tentang apa yang dialami di dalam penjara, meskipun dia penuh dengan penderitaan. Penderitaan justru tidak membat dia untuk bersungut-sungut tetapi senantiasa bersukacita.
Apa yang dapat kita pelajari dari Paulus? Paulus mengajar kita untuk bersukacita di dalam setiap penderitaan (problem dan pergumulan) yang di alami dalam hidup kita, entah itu di dalam keluarga, pekerjaan dan pelayanan. Sebab sukacita menolong kita menghilangkan kekwatiran hidup. Percaya akan janji Tuhan di dalam Rat. 3:22,23. Yeremia selalu melihat bahwa kebaikan Tuhan tidak pernah berakhir dalam ppenderitaan, selalu ada harapan.
Sekarang, bagaimana Paulus menyatakan sukacitanya? Mari baca dalam Fil. 1:21.
1.      Hidup bagi Kristus
Semua orang ingin hidup bahagia, tidak ada orang yang berpikir untuk menikmati hidup dengan menderita. Bahkan secara manusia, orang akan cenderung untuk berpikir hidup kaya daripada hidup miskin. Anda ingin kaya atau miskin? Tentu tidak ada yang ingin miskin, semua ingin hidup di dalam kekayaan. Bahkan kalau saya bertanya kepada seorang Pendeta, dia tentu akan menjawab ingin hidup kaya kalau saya bertanya akan kedua pilihan ini.
Mengapa kira-kira? Karena pada dasarnya manusia cenderung berpikir bahwa dengan kekayaan kita tidak akan mengalami penderitaan, bisa makan enak terus, mau beli ini beli itu tersedia. Tapi sadarkah kita kalau pada dasarnya kekayaan akan membuat hidup manusia juga menderita? Kekwatiran akan menjaga, memikirkan harta akan membuat penderitaan bagi seseorang. Makanya benarlah kata firman, “Karena di mana hartamu berada, distu juga hatimu berada” (Mat.6:21; Luk.12:34)-Misalx. ……selalu kepikiran, wah tadi saya kunci leher tidak yah motor diparkiran? Atau tadi sebelum saya berangkat, saya sudah matikan kompor tidak yah. Kalau tiidak rumah kesayanganku bagaimana nantinya?
Ada kekwatiran, itulah sebabnya Tuhan tidak pernah mengatakan atau menjajikan kekayaan berlimpah-limpah, yang ada janji Tuhan adalah berkat yang melimpah Kej.22;11, berlimpah susu dan madu Bil. 14:8, sukacita yg berlimpah, Mzm.16:11kesejateraan yg berlimpah Mzm.37:11, damai sejahtera yg berlimpah Mzm.72:7, dsb.
Makanya Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita berdoa demikian Mat.6:11 “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Tuhan ingin kita hidup berkecukupan, karena Tuhan tahu apa yang akan terjadi kalau kita hidup di dalam kekayaan, banyak orang akan meninggalkannya karena kesombongan. Pelajaran dari Kel.16, tentang bangsa Israel yang desediakan manna oleh Tuhan selama 40 tahun , Tuhan mengajar mereka untuk hidup secukupnya, diperintahkan untuk mengmpulkan manna yang secukupnya sesuai dengan takaran Gomer yang ditetapkan oleh Allah. Kej. 16:8, Yang mengumpulkan banyak tidak kelebihan dan yang mengumpulkan sedikit tidak kekurangan. Intinya bahwa Allah ingin kita hidup di dalam kecukupan. So, apakah salah jika anak-anak Tuhan itu menjadi kaya?  Tentu tidak, tapi hiduplah di dalam kekayaan yang bukan kekayaan yang bersifat negative, selalu mencukupkan diri dengan apa yang ada (kekayaan dalam pengertian berkecukupan di dalam Tuhan), bukan menggunakan kekayaan untuk hal yang tidak benar, untuk ketidakpuasan dan terlebih menggunakan kekayaan sebagai berhala. Mat.6:24, Tidak bisa mengabdi kepada dua tuan, Allah dan Mamon (kekayaan).
Paulus merasakan bahwa hidup yang dia nikmati semata-mata untuk Kristus. Karena itu, selama dia hidup dia terus memberitakan Kristus. Ia menganggap bahwa hidup itu sebagai kesempatan untuk menginjil, sebab kalau dia sudah mati dia tidak aka nada kesempatan lagi. Meskipun harus menderita, namun dia menikmati penderitaannya itu dengan sukacita.
Hidup untuk Kritus itu artinya hidup menghasilakan buah (Gal.5:22,23). Pada dasarnya buah yang dituntut Tuhan adalah buah yang baik. Kalau kita tahu itu baik, mari kita melakukannya dan kalau kita tahu hal itu jahat, janganlah kita melakukannya (MIs. Berbuat kasih dan berbuat gossip)
2.    Mati bagi Kristus
Tidak perlu takut mati, sebab kita tahu tujuan akhir kita akan kemana. Ada ungkapan, banyak jalan menuju Roma. Tapi satu hal yang kita ingat hanya satu jalan menuju kerajaan surg (Yoh.14:6).
Bagi Paulus hidup dan mati sama saja untuk Kristus. Toh juga dia hidup sekarang, dia hidup untuk Kristus dan pada saat dia mati pun dia akan bertemu dengan Kristus, ini iman Paulus yang begitu besar. Tapi jangan juga cepat mau mati, sense oh humorsaya mau ketemu Yesus cepat-cepat, saya bunuh diri saja biar cepat ketemu Yesus daripada menderita di dalam dunia, that’s stupid! Tapi nikmatilah hidup ini dengan manghasilkan buah bagi Allah sehingga orang lain menikmati buah itu dari hidup saudara. Tahukah kita bahwa ketika kita menghasilkan buah, Tuhan tidak ingin kita menghasilkannya untuk dia saja, tetpai bagaimana orang lain dan diri kita sendiri menikmatinya. Itulah perbedaan anatar pohon yang berbuah dengan kita yang berbuah, pohon mengahsilkan buah hanya untuk mahluk hidup yang lain tidak untuk dirinya sendiri.
Pada intinya, kalau kita mau bahagia, penuh dengan sukacita (full joy), tidak ckup kita hanya sekedar tahu akan firman, tapi bagaimana kita melakukan apa yang kita tahu. Itu sebabnya banyak ‘pendeta’ yang hidupnya masih perlu dikasihani, menderita, mengemis. Padahal mereka berkhotbah berkobar-kobar, bagaimana hidup bahagia, doa yang benar, langkah2 sukses, percaya akan faith is move the mountain, tetapi mereka sendiri tidak melakukakannya karena mereka hanya sekedar  tahu.
Jadi, ingin hidup dalam sukacita, tidak cukup hanya sekedar ‘tahu’ tapi mau ‘melakukannya’. Jangan kita hanya tahu tentang firman hidup dan mati bagi Kristus   tetapi mari kita siap untuk mengahdapinya. Iman tidak hanya bearti percaya, tahu akan firman Tuhan, tetapi percaya berarti kita siap melakukannya. Amin.

Senin, 26 Maret 2012

Sermon "Hidup Sebagai Ciptaan Baru"


Nas      : II Kor.5:16,17

Pendahuluan
Illustrasi: Gambaran tiga face manusia:
Wajah Sangar (face yang tampak sangar belum tentu menunjukkan hati yang kejam/jahat)
Wajah Polos (face yang tampak polos tidak dapat menentukan apakah hatinya jahat atau baik).
Wajah Rohani (face yang rohani belum tentu menunjukkan hati yang baik).
«Cover tidak secara mutlak menetukan isi»
Ay. 16 berkata, ‘Tidak menilai orang lain menurut ukuran manusia.’
Secara tidak langsung Paulus bermaksud supaya  kita jangan menilai orang lain berdasarkan pengamatan kita. Berhenti ‘judge’ saudaramu. Belajar menghitung dosa sendiri (seperti Paulus pernah berkata, akulah yang paling berdosa di antara semua).
Yesus pernah berkata (Mat.7:3-5), mengapa kamu melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di matamu tidak engkau ketahui? Selumbar s.d. serpihan (sehelai rambut, serpihan jerami, ranting kecil yang berarti kesalahan kecil).
Berhenti mengukur kehidupan sesamamu dan belajarlah mengukur kehidupan rohani saudara sendiri.
Ay.17:
1.      Siapa yg ada di dalam Kristus?
Ini berarti bahwa ada pengenalan akan Kristus sebagai Juruselamat sehingga ada keputusan untuk hidup di dalam-Nya, yaitu menjadi ciptaan baru.
2.      Ciptan Baru berarti:
a.      Yang lama sudah berlalu
Apa yg lama dalam kehidupan saudara, ketika saudara menerima Yesus, semua yg lama harus ditanggalkan.
Sesuatu yg tersimpan sudah lama tentu akan menghasilkan bau yang tidak sedap dan menjadi sampah (tabiat dosa, masa lalu dsb). Sampah (Yun. skubalon) itu harus dibuang (Fil.3:8) dan dilepaskan. Sampah tidak untuk di  simpan. Sampah yg sudah dibuang jangan dipungut kembali. Namun terkadang tangan kita gatal atau ada orang lain yg berusaha untuk membujuk kita kembali menggaruk sampah yang sudah dibuang dan mendapatkannya kembali.
Saya ingin membawa kita pada:
Ajaran Yesus dalam Doa Bapa Kami tentang pengampunan... ‘Ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami..’ Mat.6:11
Kata Mengampuni (yun. aphiemi) di sini berarti:  forgive, leave, melepaskan, meninggalkan, menghapuskan.
Mengampuni sama halnya dengan melepaskan.
Illustrasi Kerangkeng Monyet:
Menangkap Seeokor monyet cukup dengan menggunakan kerangkeng/jebakan (jebakan yang terbuat dari pagar kawat/terali/besi) dan menempatkan makanan kesukaannya, yaitu kacang. Monyet itu tentu akan menggemgam kacang yangg ada di dalam kerangkeng itu. Tangannya kemudian akan terjerat karena kepalan tangannya tidak cukup untuk bisa melepaskan dirinya, karena lubangnya lebih kecil dari kepalan tangannya. Ada yg bertanya kenapa dia tidak melepaskan kepalan tangannya. Makanya namanya monyet, kalau dia melepaskan kepalan tangannya, mungkin dia ada di dekat saudara belajar bersama firman Tuhan. Dia tidak rela melepaskan, Akhirnya  monyet itu kehilangan kemerdekaannya.
Orang yang tidak bersedia aphiemi,I wanna say to you,  You’re stupid.
Hai para lelaki, Kalau kamu tidak bersedia melepaskan Putu yang telah menyakiti hatimu, kamu tidak bisa menghargai Made yg duduk di depanmu. Kalau kamu tidak pernah bersedia mau melepaskan apa yang lama dalam kehidupanmu maka kamu tidak akan memperoleh yg baru.
Dikatakan Mat. 18;21-35, bahwa orang yg tidak bersedia melepaskan 100 dinar diserahkan kepada algojo (penyiksa) padahal dia sudah menerima 10.000 talenta, dia memang tetap selamat masuk sorga tapi keputusan yang diambilnya adalah keputusan yang bodoh.
Saudara harus melepaskan kebodohan yang pernah dibuat. Saudara harus melepaskan masa lalu yg buruk, keterikatan dosa. Seberapa banyak di antara anda para wanita yang masih punya kebiasaan setiap minggu atau setiap hari ganti pacar? Semua mau coba, hari ini Jono, besok Joni, lusa Jaka, besoknya lagi Jufry, yang penting bisa merasakan motor yg mana paling bagus mereka naikin.
So, saudara yang menjadi pertanyaan.
Apakah lahir baru itu pertanda kita sudah bebas dari kuasa dosa?
Yes.... Kuasa dosa sudah terlepas dari kita ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan. Karena pengorbanan-Nya telah memerdekakan kita dari kuasa dosa.
Tapi saudara harus tahu, bebas dari kuasa dosa bukan berarti kita tidak ada kesempatan untuk berbuat dosa lagi. Itu akan selalu ada, tapi Tuhan mau kita mematikan dan memerangi perbuatan daging kita (perbuatan yg tidak berkenan bagi Allah).
b.      Yang baru sudah datang
Baru (Yun. Kainos) menunjuk sesuatu yg belum pernah dipakai, sesuatu yg belum diketahui, sesuatu yag luar biasa, atau sesuatu yg lebih baik dibandingkan dengan yang lama.(Sejajar dengan kata Yerusalem Baru atau Langit yang baru dan bumi yg baru, baru di sini juga adalah Kainos). Wow dahsay bukan ketika saudara sudah menjadi ciptaan baru, anda lain dari pada yang lain.....
Illustrasi Pembuatan Bejana
Yer.18:4,6
Penjelasan Proses pembuatan Bejana
Proses pembuatan bejana.
Dimulai dari mengambil gumpalan tanah liat, kemudian tanah liat tersebut dibersihkan dari batu-batu, kerikil dan kotoran-kotoran lain yang melekat di tanah liat tersebut. Lalu tanah liat itu biasanya direndam agar menjadi lebih lembek dan bisa dibentuk. Kemudian tanah liat itu akan melalui proses pembentukan di atas sebuah meja berputar, yang biasanya dilengkapi pedal yang dapat mengatur kecepatan putar meja bulat diatasnya. Sambil terus diputar, tanah liat akan terus dibentuk oleh sang pembuatnya. Ditekan, didorong, tanah liat akan terkikis dan perlahan-lahan terbentuk. Malah bejana itu harus melalui sebuah proses pembakaran hingga akhirnya menjadi sebuah bejana tanah liat yang indah pada akhirnya. Sekiranya salah bentuk? Bejana itu akan dibentuk ulang dari awal hingga menjadi sempurna. Sekiranya tanah liat itu memiliki indera perasa dan bisa bicara, saya yakin tanah liat itu akan menjerit-jerit kesakitan. Namun akhirnya ia akan bersyukur bahwa ia menjadi sebuah bejana yang indah yang sangat bermanfaat bagi orang banyak.
Sdr, harus siap untuk dibentuk dan diproses. Bejana yg lama yg tidak sesuai menurut apa yg baik di pemandangan Allah akan Allah rombak, hancurkan untuk membuat bejana yang baru yang baik bagi pemandangan Allah. Memang sakit, tapi sesuatu yg berharga harus melewati proses yg keras.
Emas harus ditempa untuk menghasilkan emas yg murni yang lebih baik. Proses akan membuat kita sebagai hamba Tuhan yg tidak lembek ketika mengahdapi tantangan dalam pelayanan sehingga saudara bisa tahan uji dalam segala hal.
Permulaan yg baru membawa kita pada pengertian bahwa pengampunan dosa yang sejati/penghapusan segala dosa dan jaminan bahwa masa lalu anda tidak perlu mengendalikan masa depan anda.
 Lingkaran dosa telah diputuskan.
Anda dapat bangkit kembali.
So pada akhirnya
A New creation is not about a life style, hair style, fashion style ect but it is about passion life, attitude, caracter en new life. New creation akan membuat Anda tahu menempatkan diri anda di mana anda berada. Amen.

Senin, 05 Oktober 2009

Berdoa Sesuai Kehendak-Nya (Seperti halnya Yesus)


Nas:Mat.6:10; I Yoh 5.:13-14

Berdoa bukanlah sekedar suatu kebiasaan yang harus kita lakukan, tetapi berdoa adalah suatu kewajiban yang bukan sekedar harus dilakukan tetapi juga harus ditaati. Karena jika doa hanya sekedar kebiasaan, itu artinya kita mau melakukannya “semau gue”, tetapi doa itu merupakan suatu perintah Tuhan maka kita waji untuk melakukannya sebagai bentuk ketaatan kita.

Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk berdoa, namun ingat bukan cara yang Allah lihat dalam kehidupan kita ketika kita berdoa tetapi bagaiman sikap hati kita yang sebenarnya dihadapan Allah.
Banyak maksud yang dapat manusia sampaikan kepada Allah ketika kita berdoa, namun Allah tidak mengikuti kehendak manusia tetapi Ia tetap pada apa yang Ia kehendaki. Allah konsisten pada kehendak-Nya, kehendak kita tidak mampu merubah keputusan-Nya.

Banyak orang yang berdoa hanya untuk tujuan supaya hidupnya diberkati, dipulihkan, disembuhkan dan lain sebagainya namun melupakan bahwa kita sebenarnya berdoa sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah.
Memang tidak bisa untuk kita pungkiri bahwa Allah sendiri menginginkan kita untuk menikmati berkat-Nya.

Dalam firman Tuhan,
• Perjanjian Lama: Allah menjanjikan berkat keada umat-Nya, Adam secara universal mencakup seluruh manusia (bangsa) dan secara khusus bangsa pilihan yaitu mulai dari “Abraham” berupa berkat secara materi. Allah menjanjikan berkat secara materi (Kej.12) kepada Abraham berupa keturunan, bangsa, nama yang masyur, tanah. Kita tidak melihat bahwa Allah menjanjikan bahwa ketika Abraham meninggal nanti maka ia akan masuk surga. Ingat bahwa keselamatan kekal dalam PL didasarkan pada ketaan umat Allah kepada perintah-perintah Allah, bukan Anugerah seperti pada PB.
• Perjanjian Baru: Allah tidak hanya menjanjikan berkat secara materi namun berkat yang lebih besar dari itu yaitu berkat secara rohani. Berkat yang melebihi segala materi yang dibutuhkan manusia, karena ini menyangkut kehidupan kekal. Berkat ini lebih penting dari segalanya, maka dari itu harus diutamakan. Mat.6:33: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Berkat secara fisik adalah berkat yang Allah berikan sama seperti bonus. Ketika kita sudah menghidupi firman-Nya, Kerajaan-Nya, maka segala sesuatu akan Allah sediakan bagi hidup kita sebagai bonus dari apa yang kita telah utamakan.

Pandangan Teologi antara Teologi Asketisme (Penyangkalan Diri dan Teologi Kemakmuran)
Dalam dunia teologi, ada dikenal sebagai Teologi Kemakmuran, suatu Teologi yang berusaha meluruskan Teologi Asketisme yang menghidupi bahwa menjadi pengikut Yesus harus menderita, pikul salib karena memang demikianlah yang harus kita alami sebagai pengikut Kristus. Kita harus menyingkirkan harta duniawi dan fokus pada Tuhan, salah satu ayat yang dijadikan dasar teologi adalah Mat.6:33. Sedangkan Teologi Kemakmuran merupakan sebuah paham bahwa Tuhan ingin segala aspek kehidupan kita berkelimpahan berkat, dasarnya adalah Yoh.10:10 ……. hidup dalam kelimpahan”, dan Ul.28:1. Alasannya yaitu bahwa kita ini adalah anak Allah, Allah adalah Tuhan yang kaya, maka kita juga pasti kaya sebagai anak-Nya. orang yang sungguh-sungguh beriman kepada Allah pasti akan kaya. Orang yang mengatakan dirinya beriman kepada Allah tetapi hidup miskin adalah hal yang kontradiksi dalam kehidupan.

Kedua teologi di atas adalah baik pada dasarnya apa yang menjadi tujuannya. Teologi penyangkalan diri bertujuan supaya kita focus pada Tuhan, namun di sisi lain melukapakan bahwa Tuhan sudah berjanji untuk memberkati kehidupan kita. Karena bagaimana kita memberkati orang lain dengan apa yang kita miliki kalau kita sendiri tidak memiliki sesuatu yang dapat kita berikan kepada mereka. Orang miskin tidak butuh doa pada saat mereka lapar, tetapi mereka butuh makanan. Orang yang telanjang tidak butuh doa, tetapi pakaian. Dalam hal ini maksud saya adalah, berkat materi Allah berikan buat kita bahkan janji-Nya tidak pernah tidak ditepati namun bagaimana kita menggunakannya untuk mempermuliakan Dia, menolong sesama, melayaniTuhan, bukan kita gunakan untuk kepentingan hidup kita. Begitupun dengan teologia Kemakmuran, bukan harta secara materi itu yang penting, tidak perlu berusaha untuk menjadi kaya. Karena perlu untuk diingat bahwa kekayaan sangat mudah untuk membuat kita jauh dari Allah. Firman Than mengatakan bahwa dimana hartamu berada di situ juga hatimu berada. Tuhan tidak pernah menginginkan kita untuk menjadikan harta duniawi sebagai berhala yang dapat mempersekutukan Dia. Namun bagaiama harta kita, kita pakai untuk kemuliaan Tuhan.

Sebuah klaim yang mengatakan bahwa kita anak Allah maka kita berhak untuk menikmati berkat-Nya adalah bagus namun kita harus menyadari bahwa bukan menjadi kehendak kita yang harus diutamakan tetapi bagaimana kehendak Tuhan yang nyata dalam menyatakan berkatnya dalam hidup kita.
Satu lagi klaim yang mengatakan bahwa kita ini anak Allah maka segala harta yang sebenarnya orang yang tidak percaya kepada Tuhan miliki adalah milik kita, suatu pandangan yang sesat. Inagat Providensia Allah, Dia menciptakan segala sesuatu bukan hanya untuk orang yang dipilihNya tetapi kepada semua umat manusia.
Sekarang bagaiman dengan hubungannya pada saat kita berdoa meminta berkat dari Allah?
Sekarang bagaiamana kita berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan?
Salah satu kunci yang membuat doa kita dikabulkan oleh Tuhan adalah jika permohonan itu sesuai dengan kehendak-Nya. Banyak orang berdoa seolah-olah memerintah Tuhan, menagih janji Tuhan, bernogosiasi dengan Tuhan, tawar-menawar dengan Tuhan bahkan mengklaim janji Tuhan. Dasarnya karena kita ini adalah anak dan Allah sebagai Bapa, Allah Baik, Allah mengerti, Allah sanggup dan sebagainya. “Padahal Tuhan tidak selalu melakukan apa yang sanggup Ia lakukan, melainkan apa yang Ia kehendaki untuk Ia lakukan. (Spiros Zodhiathe)”. Ingat bahwa kadang menurut pikiran dan ajaran kita benar tetapi sebenarnya menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Paulus erkata dalam suratnya I Tim.4:16, “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. Menyelmatkan dalam arti lepas dan jauh dari kesesatan.

Yesus tidak pernah memaksa kehendak-Nya sendiri dalam pelayanan-Nya, meski Dia adalah Tuhan. Namun Dia mengajarkan manusia dalam keberadaan-Nya sebagai manusia bahwa kita harus mengikuti kehendak Tuhan. Pada waktu Dia di taman Getsemani, Dia berkata………..tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi (Luk.22:42b).

Ingat bahwa ketika kita dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk diselamatkan, kita sama sekali tidak punya andil sedikit pun. Semua adalah hak proregatif Allah. Dalam doa pun demikian, jangan pernah kita menjadikan atau mengabil hak Allah utuk menjadikan hak kita untuk kita pakai sebagai hak kita dalam melayani-Nya.
Kita tidak salah untukberiman bahwa Tuhan pasti mengabukan (doa kiita), tetapi bagaimana pun besarnya iman kita, kalau apa yang kita minta tidak sesuai dengan kehendak_nya maka Ia tidak akan mengabulkannya.
Berdoa sesuai dengan kehendak-Nya berarti kita harus berserah diri secara total kepada-Nya, apa yang kita doakan kita ercayakan secara total kepada Allah. Artinya ketika kita berdoa, kita membawa segala kerinduan (apa pun) kita kepada Allah da membiarkan Dia yang mengerjakan semuanya, kita tidak punya andil apa pun, namun biarkan Allah sendiri menyatakan kepada kita sesuai dengan kehendak-Nya.
Secara umum kita tahu bahwa kehendak Tuhan adalah sesuatu yang akan mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya dan untuk kebaikan kita semua umat manusia. Karena itu perlu untuk kita sadari apakah yang kita doakan itu untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan kita atau hanya untuk memuaskan keinginan kita atau hanya sekedar mencari keuntungan dari Allah.
http://tauogiesoppeng.blogspot.com
Kita memang susah atau terbatas untuk memahami secara persis apa yang menjadi maksud kehendak Allah, namun kita percaya Tuhan sebagai Bapa yang baik mengetahui apa yang baik bagi anak-anak-Nya. karena keterbatasan kita untuk memahami kehendak-Nya, dan bagaimana kita berdoa, kita perlu membuka hati pada tuntunan Roh Kudus. Rom.8:26 berkata: “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana seharusnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan”. Ketika beban terasa demikian berat sehingga kita tidak bisa lagi berpikir dan berkata-kata, saat itulah Roh Kudus akan berdoa untuk kita dan juga membantu kita berdoa dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Roh Kudus mengajarkan kita untuk memiliki penyerahan diri kepada kehendak Bapa. Kita harus semakin membuka diri pada tuntunan Roh Kudus supaya semakin kita mengerti apa yang menjadi kehendak Bapa dan bagaimana kita harus berdoa. Roma 8:27 berkata. “ Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus”.

Kiranya kita mau mengerti kehendak Allah dan mau berdoa sesuai dengan kehendak-Nya.
Tuhan memberkati..