Rabu, 13 Juni 2012

MAMPUKAH ANDA MENGAMPUNI SEORANG YANG MERUSAK/MERENGGUT HARGA DIRI “VIRGINITAS” ANDA?



          Anda boleh saja berkata kepada orang yang bersalah kepada Anda bahwa, “saya sudah mengampunimu,” tetapi belum tentu hati Anda dapat melepaskan pengampunan yang sejati. Memang pada dasarnya berkata mengampuni itu mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang, tetapi pengampunan yang sejati sulit untuk didapatkan. Namun kisah seorang gadis di bawah ini membuat penulis salut akan apa yang telah dilakukan olehnya.  Sebuah tindakan yang tidak semua orang dapat melakukannya sudah dia lakukan.  Salah satu hal yang membuat penulis sadar bahwa pengampunan itu lahir karena seseorang mau merespon panggilan Allah dalam kehidupannya.  Kesadaran gadis ini akan panggilan Allah membuat dia mau terbuka bagi orang yang dapat menyimpan rahasia pribadinya tentang masa lalunya. Dia seorang ‘hamba Tuhan’ dan saya percaya bahwa tidak banyak di antara hamba Tuhan yang mau membuka ‘aib’ masa lalunya dan terus membentengi diri tentang ‘sampah’ hidupnya. Tapi, siapa pun Anda, ingat bahwa ‘sampah’ itu dapat menjadi berkat bagi orang-orang yang Anda layani.  Namun Anda harus berhikmat dalam menjadikan ‘sampah’ itu sebagai hal yang berharga dalam hidup pelayanan Anda.

          Demikian kisah ‘gadis’ ini:
          Dia lahir dari seorang ibu yang meninggalkan Tuhan karena mengikuti keyakinan sang suami yang tidak mengenal Tuhan Yesus. Ibunya mengandung dia di luar nikah alias ‘MBA’, dia merasa bahwa dirinya adalah anak haram, namun bagi penulis ‘istilah demikian tidak berlaku bagi Tuhan.’  Apa pun pendapat Anda, bagi penulis dia tetap gadis yang diimpikan oleh Tuhan lahir ke dunia ini, hanya karena kesalahan dari orang tua maka hal itu terjadi dalam hidupnya.  Tapi, Tuhan pun masih memperhitungkan kesalahan yang diperbuat oleh orang tua (manusia), meskipun ada hukuman-hukuman yang harus dijalani bagi mereka yang bersalah.
          Masih usia yang terlalu dini, ketika adiknya dikandung, sang ayah meninggalkan dia dan keluarganya dan menikah dengan wanita lain.  Singkat cerita, gadis ini beranjak dewasa dan suatu hari ayahnya datang menemuinya.  Mungkin karena lama tidak pernah melihat sosok ayahnya, ketika anak gadis ini bertemu dengan ayahnya, dia merasa biasa saja.   Sang ayah kemudian mengajak dia jalan-jalan.  Karena malam telah menghampiri perjalanan mereka, maka sang ayah mengajak anak gadisnya untuk bermalam di sebuah penginapan.  Ayahnya kemudian membawa ia masuk dalam sebuah kamar penginapan dan meminta anak gadisnya untuk menunggu dia sambil menyerahkan segelas air kepada anak gadisnya. Ketika ayahnya pergi, anak gadis ini kemudian ‘minum’ dan tertidur pulas. Besok paginya ia terbangun dan melihat ayahnya tidur terlelap di sampingnya. Ia kemudian ke kamar mandi, saat anak gadis ini sedang ‘maav’ buang air, ia merasa kesakitan pada bagian ‘alat kelaminnya’ dan melihat ada darah keluar.  Kini dia tersadar bahwa ayahnya telah merenggut ‘harga dirinya’.  Dia menangisi ‘virginitasnya’ yang telah hilang oleh ayah kandungnya sendiri.  Ayahnya pun kini tersadar kalau anak gadisnya telah sadar akan perbuatan yang telah dia lakukan karena melihat anaknya mengurung diri di kamar mandi. Gadis in tidak mau keluar dari kamar mandi meski ayahnya memaksa dia dan minta maaf akan kesalahannya.  Saat mendengar ayahnya sudah tidak ada di ruangan itu, dia kemudian lari pulang ke rumah ibunya.
          Harapan gadis ini tinggal satu, dia berharap ibunya tidak akan marah terhadap dirinya dan berharap ibunya akan marah kepada ayahnya. Namun dia menyimpan rahasia itu selama 5 tahun terhadap ibunya. Ia melakukan hal itu karena ketakutan dalam dirinya. Ia takut ibunya membenci dirinya atau membenci ayahnya. Dengan rasa takut anak gadis ini pun melaporkan perbuatan ayahnya terhadap dirinya 5 tahun yang lalu (setelah ia mengenal Tuhan dan setelah dia sharing dengan seorang hamba Tuhan). Ibu mana yang tidak akan sakit dan murka mendengar hal ini terjadi terhadap anaknya sendiri. Anak kandungnya ‘diperkosa’ oleh suaminya sendiri yang adalah ayah dari anaknya sendiri yang menjadi korban. Anda tentu tidak akan membiarkan hal ini terjadi, kalau pun hal ini terjadi apa yang menjadi tindakan Anda selanjutnya???
Tapi harapan anak ini kini telah pupus dan menjadi sakit hati yang begitu dalam. Ibunya hanya menjawab, ‘oh begitu ya, saya kira kamu hamil’..??? anak gadis mana yang tidak merasakan kehancuran yang mendapat jawaban demikian? Harapan kini telah sirna dan tertelan ombak yang menghantam kehidupan anak gadis ini. Sakit??? tentu hal itu sangat menyakitkan.
Bertahun-tahun anak ini menyimpan kepahitan dalam hidupnya sama ayahnya. Tapi pengampunan itu kini dia telah lepaskan ketika dia berani merespon panggilan Tuhan dalam kehidupannya. Saat dia terbuka kepada orang-orang yang dapat diperacyainya, ia kini merasa lega dengan semua itu. Kini dia sudah berkomunikasi baik dengan ayahnya. 
Baginya, kalau Tuhan saja mau mengampuni manusia, mengapa dia tidak bisa untuk mengampuni ayahnya? Dia sudah menjadi milik Tuhan dan dia sadar untuk menjadi berkat bagi ayahnya yang belum mengenal Tuhan Yesus.  Harapannya, semoga ayahnya dapat mengenal Tuhan yang dia sembah dalam hidupnya.
Kesalahan apa yang orang lain perbuat dalam hidup Anda, namun tidak mampu Anda untuk lepaskan dan memberi pengampunan kepada saudara Anda saat ini? Kesalahan jangan disimpan dalam kehidupan ini, karena semua itu hanya akan merusak kehidupan saudara, selama masih ada waktu, lepaskanlah pengampunan itu bagi sesama saudara.
Mari kita belajar dari kisah gadis di atas, perjuangan yang luar biasa dan tidak mudah. Namun, meskipun berat ia memperoleh kelegaan di dalamnya. Tuhan Yesus pernah berkata di dalam  Matius 11:28 bahwa, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Pengenalan akan Tuhan Yesus yang benar akan menyadarkan manusia untuk mau mengampuni kesalahan-kesalahan orang lain terhadap dirinya. Orang percaya yang sadar akan pengampunan dosa yang telah berlaku bagi dirinya oleh pengorbanan Tuhan Yesus akan memberlakukan pengampunan itu juga dalam kehidupannya setiap saat.
          Kisah di atas adalah kisah nyata, anak gadis tersebut adalah sahabat dekat penulis. Semoga kisah hidupnya dapat memberkati saudara. Kisah hidupnya sangat memberkati hidup penulis dan menjadi inspiratif untuk penulis lebih maju di dalam pelayanan. Karena kehidupan penulis tidak lebih baik dari kisah-kisah hidup sahabat-sahabat yang telah mempercayai penulis. Gbu