Kata “Pemulihan”
dalam bahas Ibrani (PL) adalah “Shalam”
yang berarti mengembalikan sesuatu yang tercuri atau yang dipinjam. Kata Shalam adalah sama dengan kata di
Kidung Agung untuk gadis Sulam [Kidung Agung 6:13] dan juga dari perkataan ini
nama Salomo diambil. Nama Salomo adalah bentuk maskuline dan gadis Sulam adalah
bentuk feminism.
Salomo (Ibrani “Shelomah”, maskulin dan gadis Sulam (Ibr. “shulamith”,
feminine. (2) Sebagai pengantin lelaki dan wanita, Salomo dan gadis Sulam
keduanya mempunyai nama yang sama, hubungan ini melambangkan Kristus sebagai
pengantin lelaki dan gereja sebagai pengantin wanita. Dia yang
"memuliakan"dan "me mulihkan" mempelainya yang adalah
gereja Nya. (http://www.tentmaker.org/indonesian-articles/restoration.htm)
Sedangkan dalam bahasa Yunani dari kata pemulihan
adalah “ἀποκαθίστημι“ (Apokathistēmi) (PB) “reconstitute”, berarti membentuk
sesuatu kembali kepada bentuk semula, bentuk awal, permulaan atau asal. Ini terdapat
di dalam Kis.3:21 dalam kata avpokatasta,sewj (apokatastaseos) dalam bentuk noun, genitive,
feminine, singular dari kata avpokata,stasij (apokatastasis). Kata apokatastasis
ini berasal dari kata “apokathistemi.”
“The times of restitution of all things - The word
αποκαταστασις, from απο which signifies from, and καθιστανειν, to establish or
settle any thing, viz. in a good state; and, when απο is added to it, then this
preposition implies that this good state, in which it is settled, was preceded
by a bad one, from which the change is made to a good one. (Waktu pemulihan
segala sesuatu – kata αποκαταστασις, dari απο yang berarti dari, dan
καθιστανειν, untuk membangun atau menyelesaikan sesuatu, yaitu, dalam keadaan
yang baik, dan ketika απο yang ditambahkan ke dalamnya, maka preposisi ini
menyiratkan bahwa keadaan yang baik, di mana ia menetap, didahului oleh yang
buruk, dari mana perubahan itu dibuat untuk yang baik).”[1]
Sehingga
pemulihan dapat bermakna:
1.
Pengembalian ke posisi
semula dengan memperbaharui atau mengembalikan sesuatu yang sudah diambil atau
hilang.
2.
Pembentukan kembali segala
sesuatu, kembali ke dalam kesatuan, kesadaran dan keutuhan yang dimiliki di
dalam Tuhan pada awal mulanya, sewaktu segala sesuatu diciptakan di dalam
Krsitus Yesus.
Dalam zaman PL, bangsa Israel mempunyai beberapa hokum mengenai
pemulihan barang-barang yang sudah hilang atau dicuri. Pelakunya harus
mengganti segala sesuatu yang dihilangkan dari orang lain. Dalam pemulihan hal
jasmani, yang melakukan wajib mengganti rugi, tetapi dalam pemulihan hal-hal
rohani, Tuhan yang dirugikan adalah sang Pemulih.
Dan suatu kenyataan di dalam Alkitab bahwa sesuatu yang
dipulihkan biasanya memiliki kwalitas yang lebih baik dan bertambah jumlahnya
dari yang semula (Kel. 22:1,4,5,7-9). Ayub kehilangan sebagian besar dari harta
dan keluarganya dalam suatu cobaan penderitaan yang berat. Tetapi Allah “…memberikan
kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu” (Ayub 42:10).