Sabtu, 29 Agustus 2009

MATA UANG DALAM ALKITAB


Berbicara mengenai uang tentu tidak asing lagi karena semua level masyarakat tahu dan membutuhkan uang. Bahkan banyak orang yang menggantungkan hidupnya kepada uang. Tanpa uang mereka tidak bisa bertahan hidup. Namun bago orang percaya, uang bukanlah segalanya. Uang memang adalah suatu harta dalam kehidupan kita, tapi jangan sampai uang memperbudak kita dan menjadikannya sebagai berhala dalam kehidupan kita. Firman Tuhan berkata dalam Lukas 12:34, "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."

Nilai uang dalam kehidupan kita tentu berbeda-beda, apalagi nilai uang di setiap negara. Bagaimana nilai uang itu sendiri dalam Alkitab? Pernahkah kita bertanya berapakah nilai satu syikal perak, berapakah nilai satu dirham ataupun berapakah nilai dari satu duit?

Alkitab mengunakan satuan mata uang yang kebanyakan sudah asing di telinga kita. bagaimana perkembangannya dari zaman ke zaman. Sehingga ketika kita tidak memahami nilai mata uang dalam Alkitab, maka kita akan merasakan kesulitan untk bisa membayangkan catatan nilai dari transaksi yang dilakukan di dalam Alkitab.

Mari kita ingat kembali bahwa pada awalnya perdagangan dilakukan dengan sistem barter. Kemudian didapati bahwa lebih mudah menukarkan sesuatu yang nantinya adpat ditukarkan dengan hal lain lagi. Alat tukar ini berupa logam dalam bobot tertentu. Abraham misalnya, menimbang 400 syikal perak untuk membeli tempat pemakaman keluarganya (Kejadian 23:16).

Logam yang biasa dipakai sebagai alat tukar adalah emas, perak, dan tembaga. Suatu saat, dibuat bentuk-bentuk standar seperti kepingan. batangan dn cincin. Namun, mata uang "resmi" sendiri baru dikenal mulai abad 7 SM.

Lambang sang raja diterapkan pada sekeping logam untuk menjamin bobot dan kadar kemurnian logam itu sehingga nilainya pun dapat ditetapkan.
Satuan mata uang baru muncul di Alkitab setelah masa pembuangan Israel. Pada masa Nehemia ada disebutkan dirham emas dan mina perak (Nehemia 7:71) yang dicetak oleh Raja Darius dari Persia.

Pada masa Perjanjian Baru, jenis mata uang sudah beragam. Saking banyaknya, malah jadi membingungkan. Ada tiga sistem mata uang yang berlaku padda saat itu. Mata uang Romawi adalah mata uang Internasional saat itu, terbuat dari tembaga, perunggu, perak dan emas.
Selain itu pemerintah Roma juga mengizinkan peredaran mata uang lokal. Ada mata uang Yahudi, namun jumlahnya sangat terbatas. Diperkirakan Nehemia mencetaknya kemungkinan untuk pembayaran pajak Bait Allah. Satu-satunya mata uang Yahudi dalam Perjanjian baru adalah "PESER" yang dalam bahasa aslinya berarti "tipis". Janda miskin itu memasukkannya ke dalam peti persembahan (Markus 12:42).

Mata uang lain yang beredar adalah mata uang Yunani. Semula mata uang ini dicetak oleh Alexander Agung di Acco, dan selanjutnya dicetak di sejumlah perceakan lain.

Mempelajari sistem amta uang ini membangun kita mendapatkan wawasan yang berharga dan pemahaman yang lebih dalam tentang firman Tuhan. Misalnya, apa arti persembahan perempuan yang mengurapi Yesus dengan minyak narwastu seharga 300 dinar (Markus 14:3-9). Berikut ini sedikit keterangan tentang beberapa mata uang yang tercantum dalam Alkitab.

  1. Dinar: Mata uang Romawi terbuat dari perak. Satu dinar ialah upah pekerja harian dalam satu hari.
  2. Dirham: Mata uang emas Persia seberat kurang lebih 8 gram. Juga mata uang perak dan mata uang Yunani yang nilainya hampir sama dengan satu dinar. Dua dirham ialah pajak tahunan satu orang untuk Bait Allah.
  3. Duit: Mata uang Romawi yang terbuat dari tembaga. Nilainya sangat kecil, antara sepersepuluh sampai seperempat puluh dinar. Ini kira-kira sama dengan dua peser.
  4. Kesita: Jumlah perak yang diukur atas dasar beratnya. Sulit dipastikan secara tepat berapa berat satu kesita itu.
  5. Mina: Mata uang Yunani yang nilainya sekitar seratus dinar.
  6. Peser: Mata uang tembaga Yahudi yang paling kecil, sama dengan setengah duit.
  7. Syikal: Uang timbangan sebesar 11,4 gram dan biasa digunakan untuk ukurran jumlah uang. "Syikal kudus" ialah syikal (timbangan) yang utuh, yang disimpan di dalam Kemah Suci.
  8. Talenta: Mata uang Yunani. Jum;lah uang yang sangat besar, seharga kira-kira 6.000 dinar. Ini berati lebih dari upah rata-rata seorag buruh biasa selama 19 tahun.



Selasa, 25 Agustus 2009

PENDEKATAN KONTEKSTUALISASI FACE TO FACE DALAM MENJANGKAU SUKU BUGIS MAKASSAR






PENDAHULUAN

Latar Belakang



Pengininjilan kontekstual merupakan salah satu cara untuk menjangkau suku-suku yang masih terabaikan. Secara khususnya suku Bugis Makassar, suku yang cukup besar yang ada di wilayah Sulawesi Selatan, Indonesia. Suku ini sudah pernah dijangkau oleh para misionaris ketika masih berlangsung penjajahan dari bangsa Portugis dan Belanda. Banyak jiwa yang dimenangkan, bahkan banyak di antara mereka adalah para pemimpin-pemimpin (raja-raja) yang berkuasa pada saat itu banyak yang dimenangkan dan dibaptis masuk agama Kristen. Namun karena kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh sebagian dari misionaris, sehngga banyak yang kembali murtad karena pandangan mereka adalah secara komunitas bukan individual. Jadi satu dari misionaris yang berbuat kesalahan, semua akan terkena dampaknya. Artinya perbuatan dari satu misionaris tidak jauh berbeda dengan yang lainnya. Kemurtadan juga disebabkan karena pengaruh agama Islam yang cukup kuat dan juga pada masa DI/TII berkuasa di mana dipimpin oleh Kahar Muzakkar.

Kesalahan-kesalahan yang sangat kental samapai sekarang yang dibuat oleh para misionaris adri Barat adalah mereka memakai budaya mereka untuk menyampaikan Injil kepada budaya setempat kemudian membuang budaya setempat dan menggantinya dengan kebudayaan yang mereka miliki, karena menganggap budaya orang adalah dosa. Sehingga masyarakat yang dimenangkan seolah-olah terikat dengan budaya para misionaris.
Penulis melihat itu sebagai suatu kesalahan besar yang sudah dilakukan. Maka dari itu, melalui teologi kontekstualisasi penulis membuat suatu metode pendekatan terhadap suku ini tanpa harus membuang budaya mereka. Penulis bermaksud menjadikan budaya mereka sebagai gaya hidup yang dapat menjembatani kita untuk masuk dalam budaya mereka. Seorang misionaris tidak perlu memakai budaya sendiri, tapi budaya mereka adalah jalan terbaik untuk menjangkau suku ini. Karena jika kita pelajari kebudayaan mereka, sebenarnya banyak hal-hal yang secara etikaitu baik untuk dipertahankan, namun tentu juga ada yang tidak. Oleh karena itu yang tiak perlu untuk dibuang, kita sebaiknya pertahankan sebagai suatu gaya hidup.

Tujuan Penulisan

Sekarang ini banyak metode penginjilan yang dipakai oleh para misioanaris/penginjil dalam menjangkau suku-suku yang boleh dikatakan percaya yahg ada hanya sekitar 0,1-2 % dari jumlah penduduknya secara keseluruhan. Salah satunya adalah suku Bugis Makassar di mana orang percaya dapat diperkirakan hanya sekitar 0,5 5 dari keseluruhan suku ini.

Kadang metode yang digunakan hanya sampai pada pertengahan jaolan, seterusnya tidak ada follow up dari para penginjil. Melalui ini, mungkin apa yang penulis rancang sebagai salah satu metode pendekatan dalam penginjilan boleh menkjadi salah satu metode yang dapat kita gunakan dalam menjangkau jiwa-jiwa yang ada, khususnya suku Bugis Makassar. Karena yang kita lihat secara ril sekarang ini, suku ini sepertinya terlalu sukar untuk dijangkau. Selain karena kebudayaan yang berakar begitu kuat, juga ditambah lagi dengan pengaruh ajaran Islam yang sudah begitu kuat.

Oleh karena itu, tujuan utama metode yang kami rancangkan bukan untuk kristenisasi bagi objek yang kita Injili, tetapi bagaiman kita boleh membangun persaudaraan di antara mereka dalam kekerabatan, sehingga ketika mereka mengetahui identitas diri kita, mind set mereka boleh berubah tentang siapa kita (orang Kristen) sebenarnya. Keputusan mereka untuk percaya dan menerima Tuhan Yesus adalah pekerjaan Roh Kudus. Karena penulis yakin, sesuai dgn firman Tuhan dalam Yesaya 55: 11, "Demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali dengan sia-sia, etapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
"
To be continued,,,,,,,,,,,,,,,