Senin, 05 Oktober 2009
Berdoa Sesuai Kehendak-Nya (Seperti halnya Yesus)
Berdoa bukanlah sekedar suatu kebiasaan yang harus kita lakukan, tetapi berdoa adalah suatu kewajiban yang bukan sekedar harus dilakukan tetapi juga harus ditaati. Karena jika doa hanya sekedar kebiasaan, itu artinya kita mau melakukannya “semau gue”, tetapi doa itu merupakan suatu perintah Tuhan maka kita waji untuk melakukannya sebagai bentuk ketaatan kita.
Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk berdoa, namun ingat bukan cara yang Allah lihat dalam kehidupan kita ketika kita berdoa tetapi bagaiman sikap hati kita yang sebenarnya dihadapan Allah.
Banyak maksud yang dapat manusia sampaikan kepada Allah ketika kita berdoa, namun Allah tidak mengikuti kehendak manusia tetapi Ia tetap pada apa yang Ia kehendaki. Allah konsisten pada kehendak-Nya, kehendak kita tidak mampu merubah keputusan-Nya.
Banyak orang yang berdoa hanya untuk tujuan supaya hidupnya diberkati, dipulihkan, disembuhkan dan lain sebagainya namun melupakan bahwa kita sebenarnya berdoa sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah.
Memang tidak bisa untuk kita pungkiri bahwa Allah sendiri menginginkan kita untuk menikmati berkat-Nya.
Dalam firman Tuhan,
• Perjanjian Lama: Allah menjanjikan berkat keada umat-Nya, Adam secara universal mencakup seluruh manusia (bangsa) dan secara khusus bangsa pilihan yaitu mulai dari “Abraham” berupa berkat secara materi. Allah menjanjikan berkat secara materi (Kej.12) kepada Abraham berupa keturunan, bangsa, nama yang masyur, tanah. Kita tidak melihat bahwa Allah menjanjikan bahwa ketika Abraham meninggal nanti maka ia akan masuk surga. Ingat bahwa keselamatan kekal dalam PL didasarkan pada ketaan umat Allah kepada perintah-perintah Allah, bukan Anugerah seperti pada PB.
• Perjanjian Baru: Allah tidak hanya menjanjikan berkat secara materi namun berkat yang lebih besar dari itu yaitu berkat secara rohani. Berkat yang melebihi segala materi yang dibutuhkan manusia, karena ini menyangkut kehidupan kekal. Berkat ini lebih penting dari segalanya, maka dari itu harus diutamakan. Mat.6:33: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Berkat secara fisik adalah berkat yang Allah berikan sama seperti bonus. Ketika kita sudah menghidupi firman-Nya, Kerajaan-Nya, maka segala sesuatu akan Allah sediakan bagi hidup kita sebagai bonus dari apa yang kita telah utamakan.
Pandangan Teologi antara Teologi Asketisme (Penyangkalan Diri dan Teologi Kemakmuran)
Dalam dunia teologi, ada dikenal sebagai Teologi Kemakmuran, suatu Teologi yang berusaha meluruskan Teologi Asketisme yang menghidupi bahwa menjadi pengikut Yesus harus menderita, pikul salib karena memang demikianlah yang harus kita alami sebagai pengikut Kristus. Kita harus menyingkirkan harta duniawi dan fokus pada Tuhan, salah satu ayat yang dijadikan dasar teologi adalah Mat.6:33. Sedangkan Teologi Kemakmuran merupakan sebuah paham bahwa Tuhan ingin segala aspek kehidupan kita berkelimpahan berkat, dasarnya adalah Yoh.10:10 ……. hidup dalam kelimpahan”, dan Ul.28:1. Alasannya yaitu bahwa kita ini adalah anak Allah, Allah adalah Tuhan yang kaya, maka kita juga pasti kaya sebagai anak-Nya. orang yang sungguh-sungguh beriman kepada Allah pasti akan kaya. Orang yang mengatakan dirinya beriman kepada Allah tetapi hidup miskin adalah hal yang kontradiksi dalam kehidupan.
Kedua teologi di atas adalah baik pada dasarnya apa yang menjadi tujuannya. Teologi penyangkalan diri bertujuan supaya kita focus pada Tuhan, namun di sisi lain melukapakan bahwa Tuhan sudah berjanji untuk memberkati kehidupan kita. Karena bagaimana kita memberkati orang lain dengan apa yang kita miliki kalau kita sendiri tidak memiliki sesuatu yang dapat kita berikan kepada mereka. Orang miskin tidak butuh doa pada saat mereka lapar, tetapi mereka butuh makanan. Orang yang telanjang tidak butuh doa, tetapi pakaian. Dalam hal ini maksud saya adalah, berkat materi Allah berikan buat kita bahkan janji-Nya tidak pernah tidak ditepati namun bagaimana kita menggunakannya untuk mempermuliakan Dia, menolong sesama, melayaniTuhan, bukan kita gunakan untuk kepentingan hidup kita. Begitupun dengan teologia Kemakmuran, bukan harta secara materi itu yang penting, tidak perlu berusaha untuk menjadi kaya. Karena perlu untuk diingat bahwa kekayaan sangat mudah untuk membuat kita jauh dari Allah. Firman Than mengatakan bahwa dimana hartamu berada di situ juga hatimu berada. Tuhan tidak pernah menginginkan kita untuk menjadikan harta duniawi sebagai berhala yang dapat mempersekutukan Dia. Namun bagaiama harta kita, kita pakai untuk kemuliaan Tuhan.
Sebuah klaim yang mengatakan bahwa kita anak Allah maka kita berhak untuk menikmati berkat-Nya adalah bagus namun kita harus menyadari bahwa bukan menjadi kehendak kita yang harus diutamakan tetapi bagaimana kehendak Tuhan yang nyata dalam menyatakan berkatnya dalam hidup kita.
Satu lagi klaim yang mengatakan bahwa kita ini anak Allah maka segala harta yang sebenarnya orang yang tidak percaya kepada Tuhan miliki adalah milik kita, suatu pandangan yang sesat. Inagat Providensia Allah, Dia menciptakan segala sesuatu bukan hanya untuk orang yang dipilihNya tetapi kepada semua umat manusia.
Sekarang bagaiman dengan hubungannya pada saat kita berdoa meminta berkat dari Allah?
Sekarang bagaiamana kita berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan?
Salah satu kunci yang membuat doa kita dikabulkan oleh Tuhan adalah jika permohonan itu sesuai dengan kehendak-Nya. Banyak orang berdoa seolah-olah memerintah Tuhan, menagih janji Tuhan, bernogosiasi dengan Tuhan, tawar-menawar dengan Tuhan bahkan mengklaim janji Tuhan. Dasarnya karena kita ini adalah anak dan Allah sebagai Bapa, Allah Baik, Allah mengerti, Allah sanggup dan sebagainya. “Padahal Tuhan tidak selalu melakukan apa yang sanggup Ia lakukan, melainkan apa yang Ia kehendaki untuk Ia lakukan. (Spiros Zodhiathe)”. Ingat bahwa kadang menurut pikiran dan ajaran kita benar tetapi sebenarnya menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Paulus erkata dalam suratnya I Tim.4:16, “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. Menyelmatkan dalam arti lepas dan jauh dari kesesatan.
Yesus tidak pernah memaksa kehendak-Nya sendiri dalam pelayanan-Nya, meski Dia adalah Tuhan. Namun Dia mengajarkan manusia dalam keberadaan-Nya sebagai manusia bahwa kita harus mengikuti kehendak Tuhan. Pada waktu Dia di taman Getsemani, Dia berkata………..tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi (Luk.22:42b).
Ingat bahwa ketika kita dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk diselamatkan, kita sama sekali tidak punya andil sedikit pun. Semua adalah hak proregatif Allah. Dalam doa pun demikian, jangan pernah kita menjadikan atau mengabil hak Allah utuk menjadikan hak kita untuk kita pakai sebagai hak kita dalam melayani-Nya.
Kita tidak salah untukberiman bahwa Tuhan pasti mengabukan (doa kiita), tetapi bagaimana pun besarnya iman kita, kalau apa yang kita minta tidak sesuai dengan kehendak_nya maka Ia tidak akan mengabulkannya.
Berdoa sesuai dengan kehendak-Nya berarti kita harus berserah diri secara total kepada-Nya, apa yang kita doakan kita ercayakan secara total kepada Allah. Artinya ketika kita berdoa, kita membawa segala kerinduan (apa pun) kita kepada Allah da membiarkan Dia yang mengerjakan semuanya, kita tidak punya andil apa pun, namun biarkan Allah sendiri menyatakan kepada kita sesuai dengan kehendak-Nya.
Secara umum kita tahu bahwa kehendak Tuhan adalah sesuatu yang akan mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya dan untuk kebaikan kita semua umat manusia. Karena itu perlu untuk kita sadari apakah yang kita doakan itu untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan kita atau hanya untuk memuaskan keinginan kita atau hanya sekedar mencari keuntungan dari Allah.
http://tauogiesoppeng.blogspot.com
Kita memang susah atau terbatas untuk memahami secara persis apa yang menjadi maksud kehendak Allah, namun kita percaya Tuhan sebagai Bapa yang baik mengetahui apa yang baik bagi anak-anak-Nya. karena keterbatasan kita untuk memahami kehendak-Nya, dan bagaimana kita berdoa, kita perlu membuka hati pada tuntunan Roh Kudus. Rom.8:26 berkata: “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana seharusnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan”. Ketika beban terasa demikian berat sehingga kita tidak bisa lagi berpikir dan berkata-kata, saat itulah Roh Kudus akan berdoa untuk kita dan juga membantu kita berdoa dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Roh Kudus mengajarkan kita untuk memiliki penyerahan diri kepada kehendak Bapa. Kita harus semakin membuka diri pada tuntunan Roh Kudus supaya semakin kita mengerti apa yang menjadi kehendak Bapa dan bagaimana kita harus berdoa. Roma 8:27 berkata. “ Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus”.
Kiranya kita mau mengerti kehendak Allah dan mau berdoa sesuai dengan kehendak-Nya.
Tuhan memberkati..
Rabu, 23 September 2009
Pujian dan Penyembahan kepada Allah
B A B I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketika berbicara tentang ibadah maka pikiran kita akan mengarah kepada sesuatu hal yang sakral yang berhubungan dengan keimanan seseorang kepada Tuhan atau dalam hal ini seseuatu yang menyagkut keagamaan. Di dalam setiap agama tentu dikenal yang namanya peribadatan karena melaluinyalah penyembahan kepada Tuhan yang dipercaya berlangsung secara sakral. Hal yang sama pun menjadi suatu kewajiban bagi orang Kristen dalam menyembah Tuhan, karena ibadah merupakan sebuah moment bagi umat/jemaat untuk menyembah dan mengagungkan Tuhan dalam kehidupannya.
Di dalam ibadah itulah ada yang disebut dengan “Pujian dan Penyembahan”. Bagi orang Kristen, pujian dan penyembahan merupakan dua hal yang mereka lakukan dalam beribadah kepada Allah. Melaluinya, ungkapan keangungan dan penghormatan kepada Allah yang Maha Kuasa dalam persekutuan tersalurkan, baik persekutuan dengan Allah secara pribadi maupun persekutuan dengan Allah bersama-sama dengan jemaat yang lain. Namun perlu diketahui bahwa bukan hanya dalam ibadah-ibadah atau persekutuan-persekutuan yang berlangsung secara formal, seperti pada hari Minggu pujian dan penyembahan dapat dilakukan, tapi kapan pun dan di mana pun dalam setiap aspek kehidupan orang percaya.
Tentu ada banyak perbedaan yang terjadi dalam masing-masing Gereja Tuhan mengenai Pujian dan Penyembahan. Perbedaan kemungkinan besar bukan cuma ada pada pengertian tentang dua unsur ini, tapi juga kepada cara dan bentuk pelaksanaannya dalam beribadah kepada Allah. Oleh karena itu penting untuk diketahui secara jelas apa arti dan maksud yang ada dalam pujian dan Penyembahan.
Tujuan Penulisan
Meskipun dogma, doktrin atau pun teologi setiap gereja memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai arti, cara dan bentuk pelaksanaan Pujian dan Penyembahan, namun Objek dari pujian dan penyembahan tetaplah sama, yaitu Tuhan Yesus kristus. Oleh karena itu sangat penting untuk mingetahui apa sebenarnya arti dan tujuan dari pujian dan penyembahan lebih jauh lagi. Untuk siapa kita melakukan semuanya dan apa yang kita dapatkan? Supaya perbedaan pendapat dan pandangan dari masing-masing Gereja ataupun denominasi tidak memunculkan pertentangan dan perdebatan sesama umat Allah, namun boleh saling melengakapi dan saling membangun satu dengan yang lainnya.
Melalui makalah ini, penulis akan membahas secara sederhana dan singkat tentang arti dari Pujian dan Penyembahan. Bentuk atau pun cara tidak akan dibahas secara detail, tetapi lebih kepada pengaplikasiannya dalam kehidupan dan pelayanan umat, karena hal ini jauh lebih bermanfaat dan berharga dihadapan Tuhan.
BAB II
PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
A. Pengertian Pujian dan Penyembahan
Pujian dan penyembahan adalah dua unsur yang sangat penting dalam suata kegiatan beribadah umat Kristiani. Namun kedua hal ini berbeda makna dan tujuannya, tetapi saling berkaitan dan bisa saling dikombinasikan dalam kegiatan ibadah. Oleh karena itu penting untuk mengetahui arti dari keduanya dan apa tujuannya dalam beribadah kepada Allah.
Pujian dalam beribadah tidak dipahami sebagai suatu pujian yang bisa diucapkan kepada orang-orang yang patut mendapat pujian dari kita, namun pujian yang dimaksud di sini lebih dari semua yang kita pernah katakan terhadap sesama kita. Lebih dari apa yang pernah kita ungkapkan terhadap sesuatu yang begitu indah yang pernah kita lihat. “Menurut Bob Sorge dalam bukunya, pujian adalah sesuatu yang kita tujukan kepada Tuhan atau sesuatu yang kita ungkapkan kepada orang lain mengenai Tuhan.”
Dari pendapat Bob Sorge dapat dipahami bahwa Pujian yang dimaksud adalah suatu ungkapan yang ditujukan kepada Tuhan di mana melaluinya kita mengagungkan Dia dan membesarkan nama-Nya lewat pujian kita. Pujian yang kita naikkan kepada Allah bukanlah suatu pujian yang merupakan paksaan dari dalam diri seseorang namun harus menjadi pujian yang benar-benar mengalir dari dalam diri seseorang dalam penyembahannya kepada Tuhan.
Pujian dalam kehidupan orang percaya diungkakan melalui nyanyian-nyanyian rohani yang dipakai dalam setiap jemaat yang ada. Nyanyian-nyanyian rohani tidak hanya dipakai dalam memuji Tuhan saat beribadah tapi dalam segala aspek kehidupan orang percaya, pujian kepada Allah senantisa dinaikkan dengan segenap hati kapan pun dan di mana pun kita berada.
Berbicara tentang nyanyian, Eka Darmaputera berkata dalam bukunya, “bahwa menyanyi bagi orang Kristen adalah ungkapan iman.” Melalui nyanyian-nyanyian rohani yang ada kita bisa mengungkapkan isi hati kita kepada Tuhan. Kita bisa membawa segala kerinduan, pengagungan kita kepada Tuhan, mengungkapkan perasaan yang ada, dan lain sebagainya. Karena firman Allah mengatakan bahwa Allah bersemayam di atas puji-pujian, (Mzm.22:4). Itu artinya Allah sangat menghendaki pujian kita senantiasa dibawa kepada-Nya.
Dalam memuji Tuhan, berbagai cara yang dapat kita pakai. “Dalam zaman Perjanjian Lama, mengangkat tangan adalah salah satu bentuk umum dalam memuji Allah (Mzm. 28:2; 63:5; 134:2; 141: 2).” Memuji Tuhan dengan tari-tarian, bertepuk tangan dan dengan alat musik (Mzm.150:3-5) juga merupakan bentuk memuji Tuhan dalam zaman Perjanjian Baru. Namun hal ini tentunya tidak seharusnya menjadi pertentangan dalam jemaat karena bukan cara atau pun bentuk yang terpenting namun kesungguhan hati yang terfokus kepada Allah yang dipuji.
Tujuan utama dari pujian adalah bagaiamana seluruh aspek kehidupan kita memberikan suatu gambaran bahwa apa yang kita lakukan senantiasa membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Bukan hanya melalui ungkapan nyanyian-nyanyian rohani yang kita nyanyikan, tetapi hidup kita apakah itu membuat orang lain memandang kepada Allah yang kita percaya dan mereka memuji dan memuliakan Dia dengan apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita setiap saat.
Kalau pujian merupakan suatu ungkapan segenap hati kita kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan kita, bagaimana dengan penyembahan? Penyembahan tentu merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam beribadah kepada Allah. Setiap orang tentunya memiliki pendapat sendiri tentang arti dari penyembahan.
“Bob Sorge memiliki beberapa pendapat tentang penyembahan dalam bukunbya, salah satunya adalah penyembahan merupakan percakapan antara Tuhan dan manusia, sebuah dialog yang harus senantiasa selalu ada dalam kehidupan orang Kristen.” Ketika melihat penyembahan merupakan salah satu cara kita bercakap dengan Tuhan itu artinya dalam penyembahan kita membangun suatu persekutuan dengan Tuhan. Di dalam persekutuan itulah kita menyadari bahwa kita adalah ciptaan yang patut untuk menyembah sang Pencipta dalam kehidupan kita.
Pujian dan Penyembahan sangat berkaitan erat dalam beribadah kepada Tuhan. Kedua-duanya memiliki peranan yang penting. Sama seperti Pujian, Penyembahan kepada Allah tidak dibatasi dengan waktu dan tempat teretentu seperti yang menjadi pertanyaan perempuan Samaria dalam Yohanes 4. Penyembahan lebih berbicara tentang kesungguhan hati umat manusia dalam menyembah Allah dan dalam membangun hubungan atau persekutuan dengan Allah sendiri. Tuhan Yesus berfirman dalam Yohanes 4:23 untuk kita menyembah Tuhan dalan roh dan kebenaran. Artinya bagaimana roh kita bisa berhubungan dengan Roh Tuhan, bukan hanya sebatas kebiasaan atau rutinitas yang dilakukan secara lahiriah saja tanpa ada respon dari hati umat-Nya.
Tujuan utama secara vertikal dari pujian dan penyembahan kita kepada Tuhan adalah melayani Tuhan. Sikap dasar dari penyembahan bukanlah “Berkati aku, Tuhan”, melainkan “Aku akan memberkati (memuji) Tuhan!. Sedangkan tujuan utama secara horisontal adalah untuk memperkuat rasa persatuan di dalam Tubuh Kristus.”
B. Pemahaman Pujian dan Penyembahan dalam Jemaat Tuhan
Di dalam lingkungan jemaat Tuhan, tentu kedua hal ini harus terlebih dahulu dipahami supaya jemaat boleh benar-benar tahu dan memahaminya sehingga dilakukan berdasarkan pemahaman yang ada. Setiap hamba Tuhan sebaiknya memberi penjelasan yang lebih detail kepada jemaat yang dilayaninya. Mungkin bisa melalui khotbah, cell group maupun kelompo-kelompok Pemahaman Alkitab yang ada.
Kemungkinan besar yang membuat jemaat tersesat dengan cara yang mereka pakai dalam pujian dan penyembahan adalah kurangnya pemahaman mereka terhadap keduanya. Sehingga lahirlah konsep-konsep yang salah mengenai arti keduanya dari tengah-tengah mereka. Mereka hanya sekedar mengikuti bentuk dan cara yang hamba Tuhan setempat pakai tanpa adanya pemahaman yang lebih mendalam. Jadi sama halnya kita menyesatkan domba yang Tuhan sudah percayakan kepada kita.
Kalau kita melihat dari berbagai gereja Tuhan yang ada, tentu pemahaman tentang kedua hal ini sangat berbeda satu sama lain. Pendapat tentang keduanya pun akan saling bertentangan dan bahkan sangat rentan memunculkan perdebatan antara hamba-hanba Tuhan yang memiliki konsep tersendiri. Namun yang perlu kita ingat bahwa meskipun ada banyak pemahaman atau pun konsep yang berbeda tentang arti keduanya tetapi perlu diingat bahwa yang harus menjadi objek dari pujian dan penyembahan kita hanya satu, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
“Rick Warren berkata dalam bukunya, bahwa ibadah yang sejati yaitu mendatangkan kesenangan bagi Allah, terjadi bila Anda memberi diri Anda sepenuhnya kepada Allah.” Rick Warren bermaksud bahwa ketika kita mempersembahkan diri kita kepada Allah secara total dari seluruh aspek kehidupan kita maka itulah ibadah kita ang sesungguhnya. Mempersembahkan diri dalam artian berserah diri kepada Allah, menyadari bahwa kita sama sekali tidak mempunyai kekuatan untuk hidup tanpa Allah dan itulah yang disebut sebagai penyembahan. Firman Allah berkata bahwa kita seharusnya mempersembahakan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan dihadapan Allah karena itulah ibadah yang sejati (Rom.12:1).
C. Penerapan dan Aplikasinya dalam Pelayanan dan dalam Berjemaat
Tidak cukup hanya sekedar memahami dan mengerti arti dan tujuan dari sesuatu, hal yang sama juga tentu berlaku bagi pujian dan penyembahan. Malahan kedus unsur dalam ibadah ini adalah sesuatu yang sangat penting dibanding dengan hal lain yang sering kita lakuka dalm kehidupan kita. Karena kedua hal ini menyangkut hubungan persekutuan antara umat dengan sang Penciptanya. Oleh karena itu perlu suatu tindakan yang benar dalam penerapannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Penerapannya dalam kehidupan kita seharusnya harmonis dan selaras dengan kebenaran firman Tuhan. Oleh karena itu, mengenai hal ini sangat perlu untuk mengambil suatu tindakan waspada terhadap berbagai pendapat dan cara yang dipakai dalam suatu jemaat di mana kita berjemaat.
Kita harus menyadari dalam diri kita bahwa seringkali cara atau pun interpretasi terhadap arti dari pujian dan penyembahan dari seorang tokoh kadang membuat kita cepat untuk percaya dan mudah untuk menerima atau terpengaruh dalam kehidupan kita. Kadangkala hal itu kita nilai terlalu bagus dan kita merasa nyaman dengan apa yang kita terima itu namun tidak selaras dengan kebenaran firman Tuhan. Perlu untuk diingat kembali dasar dari apa yang diajarkan kepada kita, apakah hal itu menjadikan Kristus sebagai pusat atau objek dari pujian dan penyembahan kita atau hanya untuk kepuasan kita. Kalau hal itu bukan Kristus yang dijadikan pusat dari pujian dan penyembahan yang dilakukan, hal itu perlu dipertanyakan dan semestinya ditinggalkan. Intinya kita jangan mudah untuk terpengaruh dengan hal-hal baru yang ditawarkan kepada kita. Firman Tuhan berkata dalam I Yoh.4:1 untuk kita menguji setiap roh yang ada, apakah itu berasal dari Tuhan atau bukan.
Bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan Jemaat dan pribadi kita?
1. Penerapannya di dalam jemaat
Berbicara tentang jemaat itu artinya berbicara secara keseluruhan di dalam suatu persekutuan. Pujian dan penyembahan tentu sangat penting bagi kehidupan kita berjemaat. Melaluinya kita boleh bersama-sama menyatakan ungkapan segenap hati kita kepada Tuhan. Kita boleh bersama-sama dalam menyerahkan diri kita sebagai wujud penyembahan kita kepada Tuhan. Oleh karena kita adalah Tubuh Kristus maka seharusnya ada kesatuan di antara jemaat yang ada. Dengan kata lain, pujian dan penyembahan dapat menyatukan jemaat dalam beribadah kepada Tuhan. Persekutuan dapat menyadarkan kita bahwa kita senantiasa harus memiliki kesatuan dalam membangun Tubuh Kristus di dalam dunia ini. Namun ketika berbicara tentang cara dan bentuk dari pujian dan penyembahan, seharusnya dalam suatu jemaat memiliki kesepakatan yang sama dalam menggunakan metode yang diyakininya yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan dalam liturgi ibadahnya. Hal ini bertujuan supaya kesatuan itu tetap terpola dalam beribadah kepada Allah.
2. Penerapannya dalam pribadi kita
Kalau jemaat berbicara tentang hubungan Allah dengan jemaatnya dalam kesatuan atau pun persekutuan, maka hal yang sama pun juga bagi penerapannya dalam pribadi kita. Hanya lebih kepada hubungan individu yang langsung kepada Allah. Hubungan pribadi dengan Allah sangatlah penting dalam kehidupan orang percaya. Seharusnya ada waktu yang disediakan dalam setiap hari yang Tuhan sediakan bagi kita untuk memuji dan menyembah dia. Memang seluruh aspek kehidupan kita seharusnya selalu menyatakan pujian dan penyembahan kita kepada Allah, namun menyediakan waktu khusus untuk bersekutu dengan Tuhan secara pribadi adalah tindakan yang lebih bagus lagi. Persekutuan kita secara pribadi ini memberikan kita peluang untuk menikmati hadirat Allah dalam diri kita.
B A B III
KESIMPULAN
Pujian dan penyembahan adalah dua unsur yang ada dalam ibadah orang Kristen. Keduanya merupakan hal yang sangat penting dan seharusnya ada dalam ibadah kita. Banyak pengertian yang dapat kita pahami dari arti keduanya, teantung bagaimana setiap pribadi meresponinya dalam beribadah kepada Allah. Tentu keduanya harus dipahami berdasarkan kebenaran firman Allah.
Pujian dan penyembahan bukanlah mengenai cara atau bentuk yang ada dalam liturgi yang berlaku dalam gereja setempat. Namun lebih kepada pengungkapan tentang diri Allah dari dalam hati kita sebagai Allah sang Pencipta. Dalam penyembahan, penyerahan diri secara total kepada Allah adalah inti dari semuanya. Kehudupan yang dipersembhkan kepada Allah secara total adalah keinginan Allah di dalam pujian dan penyembahan kita.
Perlu untuk diingat bahwa kedua hal ini seharusnya ada dalam jemaat kita. Pujian dan penyembahan dalam jemaat akan membangun kesatuan kita dalam persekutuan dengan Allah dalam membangun Tubuh Kristus. Serta dapat memberikan kekuatan dan semangat dalam diri kita secara pribadi ketika kita memilih waktu yang khusus untuk menyediakan pujian dan penyembahan kepada Allah.
Jumat, 04 September 2009
APA SI “NARSIS” ITU? Hamba Tuhan Boleh NaRsIS ga’ ya???
NARSISAN yanG manA coba??????
APA SI “NARSIS” ITU?
Hamba Tuhan Boleh NaRsIS ga’ ya???
APA SI “NARSIS” ITU? Hamba Tuhan Boleh NaRsIS ga’ ya??? |
B |
icara tentang dunia sekarang, apalagi dunia pergaulan anak muda ne,, begitu banyak bahasa “n” istilah-istilah yang muncuL dalam kamus gaul. Salah satunya kata NARSIS, siapa si yang ga pernah denger,, dimana-mana banyak orang naRSis lho di samping n sekitar kalian ada, ato….. jangan2 kamu sendiri dwehh, heeeee………………..
Ehhh kamu, beluM pernah denger y??? Oh kodong,,, skali2 banyak denger “n” nonTon infotainment ato siNetron, di tV banyak tu…haaaaa! #*#
Karena Q yakin kalian pasti taw, mengapa Tuhan kasi dua telinga dan satu mulut. Jawabanx adl lebih banyak mendengar daripada banyak bicara ato bergossip.
Namun ada yang lebih gawat lage ni. Apa ada diantara kalian biasa sebut-sebut tu kata ato bahkan ngatain diri NarsiS truZZ ga ngerti arti kata tu… Wowww,,,, parah,,, g cuman nyesatin orang lain tapi diri sendiri juga coy…
Bicara tentang Narsis ne,, gimana dengan para hamba Tuhan sendiri? Khususnya buat lo lo pada mahasiswa Teologi nie yang dipersiapkan untuk terJun ke ladang pelayanan (siapin parasut sebelumnya yuo) Boleh ga si Narsis? Dalam pergaulan kalian sehari-hari, apa kata Narsis udah jadi makanan sehari-hari. Ato malah kalian sementara khotbah ato bawa PA, kalian pada Narsis di atas mimbar ato di depaN tema2 kalian? Wow,,, hebat donk. Kata siapa???
Makanya sebelum kalian pada doyan makan Narsis nie (karena ada orang tu nanya, Narsis tu makanan kaya apa ya,, sejenis makanan kalenG!), sebaiknya baca dulu asal kata Narsis tu sendiri. Jangan sampai kalian yang termakan (makanya perhatikan salah satu kalimat yang menjadi salah satu acara di stasiun tV ni: kalau Asal ga boleh Usul, kalo Usul ga boleh Asal).
“LEGENDA AWAL TERCIPTANYA KATA NARSISME”
(sumber:http://
Kata Narsis berasal dari mitologi Yunani, tentang seorang pemuda tampan bernama Narsisus. Ia lebih tampan dari pria manapun di dunia ini sehingga banyak gadis-gadis memujanya, bahkan dia sendiri mencintai wajahnya. Tak urung dewi-dewi pun menyukainya termasuk salah seorang peri yang jatuh cinta padanya bernama Echos. Ia mengabaikan cinta Echos, karena ia lebih mengagumi ketampanannya dengan berkaca pada sebuah sungai. Dewi Nemesis pun menghukum Narsisus atas sakit hati Echos. Narsisus jatuh cinta pada bayangannya sendiri hingga akhirnya tenggelam. Berdasarkan mitos tersebut, kata Narsis digunakan untuk menggambarkan orang yang mencintai dirinya sendiri.
Akan tetapi menurut Sam Vaknin, penulis buku Maligant Self Love Narcissim Revisited, konsep Narsisisme kerap disalahartikan. Narsisus sebenarnya bukan mencintai dirinya sendiri tetapi bayangannya. Ada perbedaan besar antara diri yang sebenarnya denga diri yang terlihat dari sebuah pantulan.
Mencintai diri sendiri adalah hal yang normal dan sehat. Tapi yang terjadi pada seorang Narsis adalah dia mencintai citra diri yang ditangkap oleh orang lain. Orang yang jatuh cinta pada bayangan tidak mampu mencintai sesamanya, juga dirinya sendiri. Dalam obrolan sehari-hari, kita biasa mengaitkan kata “Narsis” dengan rasa “pD’ yang tinggi. “Si X pD banget, ga heran dia jadi sangat Narsis!”. Tapi di balik sikap Arogan, dia justru mengalami krisii pD. Untuk terus eksis, seorang Narsis tergantung pada yang disebut sebagai “Narcissistic Supply, yaitu pandangan orang-orang disekitarnya yang menampilkan ilusi bahwa ia seorang yang penting, unik dan istimewa. Dalam kadar yang berbeda, kebanggaan terhadap diri sendiri dimilk hampir semua orang. Tapi jika berlebihan, terutama kebanggan terhadap fisik (body narsis), maka sudah menjadi penyakit.
Narsis masuk dalam kategori Abnormal Psikologi. Jumlah pengidap Narsis merata di kalangan lelaki dan perempuan. Mereka umumnya sensitive dengan komentar negative orang lan tentang dirinya. Penyakit Narsis akan lebih parah jika melanda orang-orang impulsif.
Bagaimana sebenarnya ciri-ciri pengidap penyakit Narsis? Dalam diagnostics dan statistics Manual disebutkan beberapa tanda spesifik. Pengidap Narsis biasanya merasa dirinya sangat penting dan ingin sekali dikenal orang lain karena kelebihannya. Mereka sangat yakin dengan keistimewaan dan keunikan dirinya sendiri. Mereka juga selalu ingin dipuji dan diperhatikan. Karena yang dipikirkan hanya diri sendiri, pengidap penyakit itu kurang sensitive terhadap orang lain. Mereka pada dasarnya percaya kalau pikiran orang lain sama dengan dirinya.
Perasaan seperti harus dibedakan dengan rasa pD. Orang yang memiliki pD mengetahui kualitas diri sendiri, tapi tidak tegantung pada pujian orang lain untuk merasa nyaman, sertya lebih terbuka terhadap kritik dan saran. Narsis sebaliknya, mereka butuh dukungan dan perhatian serta pengakuan dari orang lain untuk menjaga self – esteem. Inilah RAHASIA TERBESAR ORANG NARSIS, jauh dalam hati mereka tersimpan jiwa yang sangat rapuh dan mereka menutupinya dengan menekankan betapa hebatnya mereka yang terbukti dari banyaknya pujian dari orang lain. Seperti tokoh Ibu tiri Putri Salju yang selalu bertanya, “Mirror… Mirror… on the wall…. Who’s the fairest of them all?”
Jadi Narsis dan pD jelas sekali bedanya.
Buat kamu ne yang merasa diri paling CuantiQ n TampaN, maka sebaiknya hati-hati.
Apalagi jika diikuti dengan tindakan senang bercermin berjam-jam mengagumi dirinya sendiri. Sebaiknya segera kunjungi psikiater pilihan anda untuk menjalani pengobatan.
Masih suka menyebut diri Narsis atau “seneng” disebut-sebut sebagai pengidap Narsis?
Gimana ni para preacher, evangelis, missioner n’ para servant of The Lord? Adakah di antara kalian yang seneng disebut Narsis? Kalo ada biarlah itu menjadi masa lalu untuk ditanggalkan, seperti kata om Paul, anggap semua itu sebagai “SAMPAH”.
Filipi 3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.
Sabtu, 29 Agustus 2009
MATA UANG DALAM ALKITAB
Nilai uang dalam kehidupan kita tentu berbeda-beda, apalagi nilai uang di setiap negara. Bagaimana nilai uang itu sendiri dalam Alkitab? Pernahkah kita bertanya berapakah nilai satu syikal perak, berapakah nilai satu dirham ataupun berapakah nilai dari satu duit?
Alkitab mengunakan satuan mata uang yang kebanyakan sudah asing di telinga kita. bagaimana perkembangannya dari zaman ke zaman. Sehingga ketika kita tidak memahami nilai mata uang dalam Alkitab, maka kita akan merasakan kesulitan untk bisa membayangkan catatan nilai dari transaksi yang dilakukan di dalam Alkitab.
Mari kita ingat kembali bahwa pada awalnya perdagangan dilakukan dengan sistem barter. Kemudian didapati bahwa lebih mudah menukarkan sesuatu yang nantinya adpat ditukarkan dengan hal lain lagi. Alat tukar ini berupa logam dalam bobot tertentu. Abraham misalnya, menimbang 400 syikal perak untuk membeli tempat pemakaman keluarganya (Kejadian 23:16).
Logam yang biasa dipakai sebagai alat tukar adalah emas, perak, dan tembaga. Suatu saat, dibuat bentuk-bentuk standar seperti kepingan. batangan dn cincin. Namun, mata uang "resmi" sendiri baru dikenal mulai abad 7 SM.
Lambang sang raja diterapkan pada sekeping logam untuk menjamin bobot dan kadar kemurnian logam itu sehingga nilainya pun dapat ditetapkan.
Satuan mata uang baru muncul di Alkitab setelah masa pembuangan Israel. Pada masa Nehemia ada disebutkan dirham emas dan mina perak (Nehemia 7:71) yang dicetak oleh Raja Darius dari Persia.
Pada masa Perjanjian Baru, jenis mata uang sudah beragam. Saking banyaknya, malah jadi membingungkan. Ada tiga sistem mata uang yang berlaku padda saat itu. Mata uang Romawi adalah mata uang Internasional saat itu, terbuat dari tembaga, perunggu, perak dan emas.
Selain itu pemerintah Roma juga mengizinkan peredaran mata uang lokal. Ada mata uang Yahudi, namun jumlahnya sangat terbatas. Diperkirakan Nehemia mencetaknya kemungkinan untuk pembayaran pajak Bait Allah. Satu-satunya mata uang Yahudi dalam Perjanjian baru adalah "PESER" yang dalam bahasa aslinya berarti "tipis". Janda miskin itu memasukkannya ke dalam peti persembahan (Markus 12:42).
Mata uang lain yang beredar adalah mata uang Yunani. Semula mata uang ini dicetak oleh Alexander Agung di Acco, dan selanjutnya dicetak di sejumlah perceakan lain.
Mempelajari sistem amta uang ini membangun kita mendapatkan wawasan yang berharga dan pemahaman yang lebih dalam tentang firman Tuhan. Misalnya, apa arti persembahan perempuan yang mengurapi Yesus dengan minyak narwastu seharga 300 dinar (Markus 14:3-9). Berikut ini sedikit keterangan tentang beberapa mata uang yang tercantum dalam Alkitab.
- Dinar: Mata uang Romawi terbuat dari perak. Satu dinar ialah upah pekerja harian dalam satu hari.
- Dirham: Mata uang emas Persia seberat kurang lebih 8 gram. Juga mata uang perak dan mata uang Yunani yang nilainya hampir sama dengan satu dinar. Dua dirham ialah pajak tahunan satu orang untuk Bait Allah.
- Duit: Mata uang Romawi yang terbuat dari tembaga. Nilainya sangat kecil, antara sepersepuluh sampai seperempat puluh dinar. Ini kira-kira sama dengan dua peser.
- Kesita: Jumlah perak yang diukur atas dasar beratnya. Sulit dipastikan secara tepat berapa berat satu kesita itu.
- Mina: Mata uang Yunani yang nilainya sekitar seratus dinar.
- Peser: Mata uang tembaga Yahudi yang paling kecil, sama dengan setengah duit.
- Syikal: Uang timbangan sebesar 11,4 gram dan biasa digunakan untuk ukurran jumlah uang. "Syikal kudus" ialah syikal (timbangan) yang utuh, yang disimpan di dalam Kemah Suci.
- Talenta: Mata uang Yunani. Jum;lah uang yang sangat besar, seharga kira-kira 6.000 dinar. Ini berati lebih dari upah rata-rata seorag buruh biasa selama 19 tahun.
Selasa, 25 Agustus 2009
PENDEKATAN KONTEKSTUALISASI FACE TO FACE DALAM MENJANGKAU SUKU BUGIS MAKASSAR
Latar Belakang
Pengininjilan kontekstual merupakan salah satu cara untuk menjangkau suku-suku yang masih terabaikan. Secara khususnya suku Bugis Makassar, suku yang cukup besar yang ada di wilayah Sulawesi Selatan, Indonesia. Suku ini sudah pernah dijangkau oleh para misionaris ketika masih berlangsung penjajahan dari bangsa Portugis dan Belanda. Banyak jiwa yang dimenangkan, bahkan banyak di antara mereka adalah para pemimpin-pemimpin (raja-raja) yang berkuasa pada saat itu banyak yang dimenangkan dan dibaptis masuk agama Kristen. Namun karena kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh sebagian dari misionaris, sehngga banyak yang kembali murtad karena pandangan mereka adalah secara komunitas bukan individual. Jadi satu dari misionaris yang berbuat kesalahan, semua akan terkena dampaknya. Artinya perbuatan dari satu misionaris tidak jauh berbeda dengan yang lainnya. Kemurtadan juga disebabkan karena pengaruh agama Islam yang cukup kuat dan juga pada masa DI/TII berkuasa di mana dipimpin oleh Kahar Muzakkar.
Kesalahan-kesalahan yang sangat kental samapai sekarang yang dibuat oleh para misionaris adri Barat adalah mereka memakai budaya mereka untuk menyampaikan Injil kepada budaya setempat kemudian membuang budaya setempat dan menggantinya dengan kebudayaan yang mereka miliki, karena menganggap budaya orang adalah dosa. Sehingga masyarakat yang dimenangkan seolah-olah terikat dengan budaya para misionaris.
Sekarang ini banyak metode penginjilan yang dipakai oleh para misioanaris/penginjil dalam menjangkau suku-suku yang boleh dikatakan percaya yahg ada hanya sekitar 0,1-2 % dari jumlah penduduknya secara keseluruhan. Salah satunya adalah suku Bugis Makassar di mana orang percaya dapat diperkirakan hanya sekitar 0,5 5 dari keseluruhan suku ini.
Kadang metode yang digunakan hanya sampai pada pertengahan jaolan, seterusnya tidak ada follow up dari para penginjil. Melalui ini, mungkin apa yang penulis rancang sebagai salah satu metode pendekatan dalam penginjilan boleh menkjadi salah satu metode yang dapat kita gunakan dalam menjangkau jiwa-jiwa yang ada, khususnya suku Bugis Makassar. Karena yang kita lihat secara ril sekarang ini, suku ini sepertinya terlalu sukar untuk dijangkau. Selain karena kebudayaan yang berakar begitu kuat, juga ditambah lagi dengan pengaruh ajaran Islam yang sudah begitu kuat.
Oleh karena itu, tujuan utama metode yang kami rancangkan bukan untuk kristenisasi bagi objek yang kita Injili, tetapi bagaiman kita boleh membangun persaudaraan di antara mereka dalam kekerabatan, sehingga ketika mereka mengetahui identitas diri kita, mind set mereka boleh berubah tentang siapa kita (orang Kristen) sebenarnya. Keputusan mereka untuk percaya dan menerima Tuhan Yesus adalah pekerjaan Roh Kudus. Karena penulis yakin, sesuai dgn firman Tuhan dalam Yesaya 55: 11, "Demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali dengan sia-sia, etapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
"
Jumat, 31 Juli 2009
Lahir Baru
Semua orang tentu pernah menjalani masa lalu, entah itu manis entah itu pahit. Orang kadang mengatakan bahwa semua itu terjadi karena memang harus dijalani. Persepsi ini di dasari dengan kepercayaan sebagian orang terhadap takdir. Ketika kita hidup di dalam takdir maka tentu orang memandang kehidupan yang pernah dan yang sekarang di jalani dan yang akan dijalani adalah takdir yang sudah Tuhan tentukan dalam diri seseorang.
Ketika kita flash back tentang peristiwa jatuhnya manusia pertama dalam dosa, itu berarti orang yang percaya dengan takdir sudah barang tentu berpikir bahwa Tuhan memang sudah menakdirkan manusia jatuh dalam dosa. Suatu persepsi yang sangat bertentangan dengan firman Tuhan. Allah sendiri tidak pernah merencanakan manusia untuk jatuh dalam dosa. Namun karena manusia sendirilah yang memilih untuk berbuat/jatuh dalam dosa. Karena Allah memberikan kehendak bebas (free will) kepada manusia saat diciptakan. Allah menciptakan manusia bukan seperti robot yang bisa diperintahkan berbuat apa saja sesuai kehendak Allah, namun diciptakan dengan kebebasan untuk memilih yang baik dan yang tidak baik di hadapan Allah.
Dalam ajaran Kristen, seseorang yang berbuat atau hidup dalam dosa pada akhirnya akan memperoleh maut (penderitaan dalam api nereka/kematian kekal). Sebab upah dosa adalah maaut (Roma 6:23a). Namun ketika mereka bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat, maka mereka akan lepas dari maut (kematian kekal) dan memperoleh kehidupan kekal. Tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 6:23b). Hanya Yesus saja jalan satu-satunya untuk memperoleh hdup kekal (Yoh.6:14) yang Allah sediakan. Jadi siapa pun di luar Yesus tidak ada jalan lain utuk memperoleh hidup kekal di dunia ini. Karena itu sangat perlu hidup dalam hidup baru/lahir baru
Siapa pun di antara kalian yang memiliki masa lalu yang suram, mari lepaskan dan tanggalkan. Rasul Paulus berkata dalam Fil.3:1-16, bahwa dia telah meninggalkan segala masa lalunya dan bahkan menggapnya sebagai sampah (hal yang tidak berguna yang tak perlu diingat dan diungkit-ungkit lagi). Apa pun masa lalu kalian, datanglah di hadapan Kristus Yesus dan mengakui semuanya dan bertobat maka hidupmu akan dipulihkan. Berkat Allah sudah disediakan bagi kita semua. Bukan hanya hidup dipulihkan, berkat dan hal-hal yang baik akan kita dapatkan ketika menerima Yesus sebagai Tuhan, tetapi satu hal yang di cari oleh setiap orang di mana pun di belahan dunia ini adalah akhir dari kehidupan yaitu kehidupan kekal akan Dia berikan bagi kita yang menerima dan percaya kepada Dia. Amin
God Bless You.