Pohon yang Subur menghasilkan buah yang banyak |
Kemurahan
dan Kebaikan adalah dua buah aspek dari buah Roh dalam Galatia 5:22. Arti dalam
tindakan dari keduanya hampir sama. Kebaikan berarti ada kemurahan hati, kemurahan
berarti melakukan suatu kebaikan. Namun dalam penggunaannya dalam bahasa
Yunani, kedua kata benda ini memiliki arti yang berbeda. Kemurahan (crhsto,thj = khrestotes) berarti kemurahan
yang penuh kebaikan. Sedangkan kata Kebaikan Paulus menggunakan kata “avgaqwsu,nh( = agathosune” yang berarti kebaikan dalam pengertian
sangat luas, yaitu kebajikan yang tersedia dalam segala perkara. Kata
agathosune adalah istilah khusus dalam Alkitab yang tidak terdapat dalam bahasa
Yunani sehari-hari dan dipakai juga dalam Rm. 15:14; Ef. 5:9; 2 Tes. 1:11.
Dalam pemakaiannya, kata benda
kemurahan hanya berarti menolong. Jadi ketika kita menolong sesama kita yang
membutuhkan, kita perlu untuk menerapkan khrestotes
itu dengan penuh kemurahan hati yang tulus dan ikhlas. Sedangkan agathosune suatu kebaikan yang dilakukan
dengan tujuan supaya hal yang rusak menjadi baik kembali. Artinya dalam
bertindak, agathosune ini perlu unsur
marah dan disiplin. Satu hal yang perlu diingat bahwa ‘marah’ bukanlah suatu
hal yang membuat orang berdosa, namun marah akan menjadi dosa ketika itu
menjadi amarah yang meluap-luap dan dapat menimbulkan emosi yang berlebihan
dalam diri seseorang.
Yesus menunjukkan agathosune ketika Ia mengadakan
pembersihan di Bait Allah serta mengusir mereka yang menjadikan tempat itu
tempat perdagangan (Mat. 21:12-13; Mrk. 11:15-19; Luk. 19:45-48; Yoh. 2:13-16),
tetapi Ia menunjukkan khrestotes
ketika perempuan berdosa itu meminyaki kaki-Nya (luk. 7:38). Ini memberi kita
perenungan bahwa penting untuk bersikap tegas dalam setiap tindakan kebaikan
yang kita lakukan. Tentu dengan tujuan untuk membuat hal yang salah, rusak, dan
yang tidak baik untuk menjadi baik kembali. Itulah makna dari kata agathosune.
Sedangkan kita juga perlu merenungkan bahwa kita perlu untuk bermurah hati
dalam menerima dan menolong setiap sesama kita yang membutuhkan. Dalam konteks
pengampunan kita perlu bermurah hati melepaskan pengampunan. Bermurah hati
terhadap mereka yang bersalah kepada kita berarti kita menolong mereka dalam
melepaskan pengampunan yang mereka perlu untuk terima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri masukan yup!!!